JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Serem, Ini Penampakan Lokasi Perkosaan Massal Siswi SD di Sragen. Mirip Suasana KKN di Desa Penari..

Suasana lokasi kebun bekas kamar mandi dan sumur tua di belakang toilet balai desa di Sukodono Sragen yang diduga menjadi lokasi perkosaan massal siswi SD oleh beberapa laki-laki seusia SMP yang kasusnya kini viral, Sabtu (21/5/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sempat 2 tahun mengambang tanpa kejelasan, kasus dugaan perkosaan massal yang menimpa seorang siswi SD di Sukodono Sragen, berinisial W (9) kini kembali mencuat.

Kisah tragis siswi mungil yang diduga diperkosa beruntun oleh oknum guru silat dan 3 siswa SMP di dua lokasi berbeda itu, kini bahkan jadi sorotan nasional.

W yang merupakan putri seorang buruh serabutan diduga diperkosa oleh S (38) seorang oknum guru silat di sebuah rumah kosong setelah dipaksa menonton video asusila.

Tak cukup sampai si situ, siswi itu juga dipaksa melayani nafsu bejat 3 laki-laki usia SMP di kamar mandi balai desa. Mencuatnya kasus itu juga menguak fakta lain soal lokasi perkosaan memilukan itu.

Hasil pengecekan JOGLOSEMARNEWS.COM Sabtu (21/5/2022), lokasi perkosaan massal yang disebut di kamar mandi balai desa itu berada di belakang kantor Desa Gebang, Kecamatan Sukodono.

Lokasi itu terlihat sangat sepi meski suasana siang hari. Selain di belakang balai desa, kamar mandi itu juga dekat dengan pekarangan kosong yang luas disertai pohon-pohon.

Kemudian ada sebuah sumur tua dan bekas bangunan kamar mandi dari tembok lawas yang sudah berlumut. Hal itu menandakan bahwa bangunan sumur dan kamar mandi lawas itu sudah lama tak terjamah.

Selama di lokasi, tidak ada warga yang melintas dan situasi sangat sepi. Bisa dibayangkan suasana lokasi itu ketika petang atau malam hari.

Bahkan aura horor di lokasi tersebut sangat terasa dan suasananya hampir mirip dengan yang tergambar pada lokasi KKN di Desa Penari yang filmnya belakangan viral.

“Siang saja sepinya begini, apalagi kalau malam hari,” ujar Heri, salah satu warga Solo yang sempat penasaran dan ikut mengecek lokasi dugaan perkosaan di Sukodono, Sabtu (21/5/2022).

Baca Juga :  Patroli Presisi Polres Sragen Jaga Keamanan Kantor KPU dan Bawaslu Jelang Penetapan Presiden Terpilih 2024

Tidak ada petugas atau penjaga di lokasi tersebut. Hal itulah yang diduga membuat para pelaku leluasa melakukan aksi bejatnya kepada korban pada waktu kejadian.

Penampakan kamar mandi balai desa di Sukodono Sragen yang diduga menjadi lokasi perkosaan massal siswi SD oleh beberapa laki-laki seusai SMP yang belakangan kasusnya viral dan jadi sorotan nasional. Foto/Wardoyo

Kronologi Perkosaan Massal 

Sekadar tahu, kisah tragis W (9) itu terjadi pada akhir 2020 silam dan dilaporkan ke Polres Sragen Desember 2020.

Menurut keterangan orangtuanya, D (39), putrinya pertama kali diperkosa oleh oknum guru silat berinisial S (38) yang masih tetangga desa pada 10 November 2020.

Saat itu putrinya mengaku diperkosa di sebuah rumah kosong. Dari informasi yang didapat, S sempat mengajak W untuk menonton video porno dan setelah itu korban diperkosa oleh S.

D menjelaskan bahwa saat kejadian, putri kecilnya itu tak bisa melawan lantaran kedua tangannya diangkat.

“Bagian ulu hati anak saya juga digencet oleh si pelaku. Bahkan pelaku mengancam akan memukul korban jika menceritakan kejadian ini kepada siapa pun,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM beberapa waktu lalu.

Pelaku kemudian membuang celana dalam korban ke kakus. Lantas korban pulang dengan keadaan tidak memakai celana dalam.

Suasana lokasi kebun bekas kamar mandi dan sumur tua di belakang toilet balai desa di Sukodono Sragen yang diduga menjadi lokasi perkosaan massal siswi SD oleh beberapa laki-laki seusia SMP yang kasusnya kini viral, Sabtu (21/5/2022). Foto/Wardoyo

Tak cukup sampai di situ. Sebulan berselang, W ternyata juga menjadi korban nafsu bejat 3 siswi SMP asal Sukodono.

Tragisnya lagi, aksi perkosaan dilakukan di sebuah kamar mandi balai desa. W diperkosa oleh 3 siswa SMP dan melibatkan seorang siswi SMP berinisial P.

Aksi biadab tersebut terjadi pada 12 Desember 2020 sekitar pukul 14.00 WIB.

Informasi yang dihimpun, awalnya W diajak oleh temannya berinisial T atau P (14) seorang siswi kelas IX untuk bermain di balai desa.

Untuk meyakinkan W agar mau diajak ke balai desa, P memberi iming-iming diajak jajan.

Namun sesampainya di lokasi, ternyata di sana sudah ada tiga orang laki-laki yang juga masih duduk di bangku SMP.

Baca Juga :  Tanpa Restu Bapak, Untung Wina Sukowati Calon Bupati Sragen 2024 Nekat Maju Lewat Partai Demokrat: Ini Tekat Saya Sendiri

“Korban pun langsung diajak masuk ke dalam kamar mandi. Di sana mereka melakukan tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan,” urai Direktur LBH Mawar Saron Solo, Andar yang mendampingi korban dan keluarganya.

Lebih lanjut Andar menjelaskan, di dalam kamar mandi balai desa itu, P melakukan hubungan intim dengan dua orang pria.

Penampakan kamar mandi balai desa di Sukodono Sragen yang diduga menjadi lokasi perkosaan massal siswi SD oleh beberapa laki-laki seusai SMP yang belakangan kasusnya viral dan jadi sorotan nasional. Foto/Wardoyo

Sedangkan W dipaksa untuk melayani teman pria P yang lainnya secara bergantian. Sehingga di lokasi itu, terjadi dua persetubuhan yang satunya P atau T dengan temannya, kemudian korban W yang diperkosa oleh teman lainnya.

Andar mengaku belum bisa mengungkap inisial dari para pelaku di toilet kantor desa.

”Anak ini baru pertama kali bertemu anak-anak tersebut sehingga tidak tahu namanya. Sementara P saat ini belum menyampaikan,” imbuhnya.

Insiden perkosaan beruntun itu terungkap ketika orangtua korban curiga pada saat hari jahanam itu anaknya pulang tak mengenakan celana dalam.

Setelah anaknya pulang tanpa mengenakan celana dalam itu, D menuturkan putrinya itu mendadak mengalami demam hebat.

“Setelah kejadian itu, bulan Desember kemarin, anak saya mengalami panas tinggi. Saya kira dia terkena Covid-19, lalu saya bawa ke Puskesmas setempat,” imbuh orangtua korban.

Sesampainya di puskesmas, ayah korban diminta petugas Puskesmas untuk lapor ke kantor polisi.

“Saya kaget kenapa malah disuruh lapor ke kantor polisi. Ternyata saya diberitahu bahwa anak saya sudah tidak perawan dan robek searah jarum jam 6,” katanya.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil visum yang dilakukan pihak puskesmas.

Akhirnya, D mendesak dan korban mengaku telah diperkosa oleh seorang oknum guru silat yaitu S (38) pada 10 November 2020 lalu.

“Saya langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Sragen akhir Desember lalu,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com