JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri, Bukti Kuatnya Kerukunan Antar Umat Beragama, 3 Agama Dalam 1 Rumah

Kerukunan umat beragama
Para tokoh agama berkumpul di Wihara Maitriratna Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri, merupakan bukti kuatnya kerukunan antar umat beragama.

Bayangkan, ada tiga pemeluk agama berbeda di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri. Bahkan kerap dijumpai dalam satu rumah ada dua bahkan tiga agama sekaligus yang dipeluk para anggota keluarganya.

Menariknya lagi, semua pemeluk agama hidup rukun dan berdampingan. Tak pernah ada gesekan atau bibit perpecahan, semuanya melebur dalam keharmonisan masyarakat maupun parangkat dan aparat.

Kondisi di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri itu sudah berlangsung puluhan tahun. Hingga kini tetap terjaga malah bisa dikatakan semakin kuat kerukunan antar umat beragama di sana.

Sejumlah awak media yang bertugas di Wonogiri, termasuk JOGLOSEMARNEWS.COM , berkunjung langsung ke Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri pada Selasa (28/6/2022).

Untuk diketahui bahwa Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri merupakan salah satu daerah di Wonogiri yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Jatim.

Di Dusun Bedug Desa Gedongrejo, Kecamatan Giriwoyo Wonogiri ada tiga agama yang berkembang, Islam, Budha,dan Katolik. Pun ada tiga tempat ibadah tiga agama yang berdiri di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri, yakni Masjid Al Fajr, Wihara Maitriratna, dan Gereja Katolik Santo Petrus.

Ketiga tempat ibadah itu lokasinya berdekatan .

Kedatangan rombongan wartawan langsung disambut para tokoh ketiga agama itu dan Kades Gedongrejo Untung Suharin. Kebetulan saat itu para juru warta tiba terlebih dulu di Wihara Maitriratna.

Para tokoh ketiga agama kemudian mempersilahkan pers masuk ke ruang di dalam Wihara Maitriratna. Obrolan hangat selanjutnya mengalir disertai candaan dan

Para pemuka agama menyebutkan, jarak antara gereja dan wihara hanya 50 meter. Sedangkan jarak antara kedua tempat ibadah itu dengan masjid sekitar 150 meter. Ketiga rumah ibadah itu masih digunakan karena umatnya masih cukup banyak.

Baca Juga :  Siap Digembleng 6 Bulan, Ratusan Guru Wonogiri Ikuti Progam Guru Penggerak Angkatan 10

Kades Gedongrejo Untung Suharin mengatakan kemajemukan beragama di Gedongrejo tidak hanya di Dusun Bedug saja. Ada sekitar lima dusun yang warganya memeluk agama berbeda-beda.

Namun yang paling terlihat keanekaragaman beragamanya ada di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri.

“Sebab di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri ada tiga tempat ibadah. Wihara di Bedug itu juga dipakai penganut Budha se-Desa Gedongrejo,” kata Kades Gedongrejo Untung Suharin.

Dia menyebut kendati berbeda agama, penduduk hidup harmonis berdampingan.

Ketika ada hari keagamaan salah satu agama, maka umat agama lainnya akan ikut membantu dalam kelancaran. Misalnya membantu keamanan, parkir kendaraan, dan lainnya.

Anak muda juga rutin melakukan kerjabakti secara berpindah dari tempat ibadah satu ke tempat ibadah lainnya.

“Demikian pula kalau ada turnamen, kegiatan sosial lainnya, kamu selalu bahu membahu gotong royong. Hidup damai dalam kebhinekaan,warga disini sangat Pancasilais,” tandas Kades Gedongrejo Untung Suharin.

Dia menuturkan tak jarang dalam satu rumah ada dua agama berbeda. Malah ada pula yang satu rumah ada tiga agama yang dipeluk para anggota keluarganya.

Ketua Wihara Maitriratna Sutino, mengatakan jumlah penganut Buddha di Gedongrejo ada 39 KK dengan jumlah individu sebanyak 78 orang. Sementara itu, dari 86 KK yang ada di Dusun Bedug, jumlah penganut Buddha sebanyak 15 KK.

“Untuk penganut Buddha di sini termasuk minoritas, tapi kami sangat nyaman dan tenang saat beribadah maupun bersosialisasi dengan masyarakat. Masjid dan wihara itu masih satu RT. Kalau di Bedug Islamnya 80 persen, Buddha 10 persen dan Katolik 10 persen,” kata dia.

Menurutnya, kerukunan antarumat beragama di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri sudah tidak diragukan lagi. Sikap toleransi dan menghormati antarumat beragama sudah tertanam di setiap jiwa warga. Bahkan saat hari raya salah satu agama di dusun itu, penganut agama lain saling membantu dan bergotong royong.

Baca Juga :  Sajian Istimewa, Masakan yang Cocok Disajikan saat Lebaran 2024, Dijamin Menggugah Selera Tamu

“Misal Hari Raya Idul Fitri, yang membantu parkir memenuhi kebutuhan atau perlengkapan dan gotong royong dari penganut Katolik dan Buddha. Sudah melebur, apa lagi kegiatan sosial budaya atau kemasyarakatan, ada keharmonisan antarumat beragama,” ujar dia.

Tak hanya itu, menurut Sutino, setiap ada perayaan keagamaan, baik itu Idul Fitri, Natal maupun Waisak, masyarakat menggelar sejumlah kegiatan yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Kegiatan yang digelar di antaranya turnamen bola voli, pentas wayang dan pertunjukan lainnya.

“Selama puluhan tahun kami berdampingan belum pernah terjadi gesekan antarumat beragama. Landasan kami itu Pancasila dan sikap gotong royong saling membantu. Itu yang sudah ada sejak nenek moyang dan kami teruskan,” kata Sutino.

Keberagaman antarberagama di Bedug juga dirasakan oleh tokoh umat Katolik di sana, Paulinus Kardi. Menurutnya, salah satu hal kecil bentuk kerukunan yang ada di Bedug adalah kegiatan karang taruna atau pemuda. Setiap satu pekan sekali mereka membersihkan tiga tempat ibadah secara bergiliran.

Ia mengatakan, jika ada warga setempat yang berpindah agama tidak akan diperbincangkan atau digunjing. Masyarakat sudah menyadari jika hal itu adalah sebuah pilihan.

“Di sini ada arisan rutin yang diikuti oleh tokoh-tokoh dari tiga agama, namanya Arisan Rukun Manunggal. Anggotanya hanya 15 orang, karena memang khusus untuk para tokoh agama. Itu arisannya setiap tanggal 9. Ini sebagai wadah perekat antarumat beragama juga,” katanya.

Sementara itu, salah seorang tokoh Islam di Dusun Bedug Desa Gedongrejo Kecamatan Giriwoyo Wonogiri Katijo, membenarkan jika kerukunan antarumat beragama di dusunnya sangat tinggi.

“Sebagai agama mayoritas di sini kami tetap menghormati dan membaur dengan penganut agama lain,” kata Katijo. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com