Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Keras, Bupati Sragen Ingatkan Semua PNS Soal Loyalitas. “Nek Ora Loyal, Kek!”

Pengambilan sumpah dan janji jabatan kepada PNS pejabat eselon yang dilantik dalam mutasi pejabat Sragen Selasa (31/5/2022) malam. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menekankan semua ASN atau PNS untuk menjaga loyalitas dalam bertugas.

Menurutnya, loyalitas adalah mutlak dan sesuatu yang wajib ditunjukkan oleh PNS. Bupati tak segan-segan memberikan punishment bagi mereka yang tidak loyal.

Loyalitas itu suatu hal dan harus wajib bagi ASN. Nek ora loyal, kek. Gitu, wis beres,” ujarnya saat memberikan pengarahan usai melantik 99 pejabat eselon di Pendapa Rumdin Bupati, Selasa (31/5/2022) malam.

Atas alasan itulah, Bupati menegaskan dirinya lebih mengedepankan orang pintar dalam memilih pejabat yang akan ditempatkan di jabatan tertentu apalagi di kursi eselon II.

Menurutnya, orang pintar itu dibutuhkan untuk membantu tugasnya mengingat dirinya menyadari kemampuannya yang terbatas. Namun ia pun menilai tidak semua PNS itu pintar dan punya inovasi.

“Karena saya merasa tidak pintar, Kemampuan saya terbatas. Jadi saya harus memiliki orang-orang yang pintar di samping saya. Orang-orang yang penuh dengan inovasi yang mau diajak kerja untuk menuntaskan visi misi yang sangat singkat ini,” tegasnya.

Kemudian, ia menyampaikan dalam memilih pejabat atau menempatkan pejabat, dirinya selalu mengesampingkan faktor kedekatan.

Ia mengaku lebih mengedepankan minat secara obyektif kemampuan seseorang.

Terlebih dalam proses open bidding pejabat eselon II, meski sudah ada masukan dari pansel, dirinya tak sepenuhnya langsung menerima masukan.

“Karena saya tidak pernah memilih berdasarkan kedekatan, objektif saja. Kalau memang dalam memberikan penilaian pansel semua sepakat memberikan hasil, saya pun akan memutuskan,” tegasnya.

Ketegasannya memilih berdasarkan obyektivitas itu ditunjukkan ketika ia memutuskan tidak memilih kandidat untuk menduduki kursi eselon II di DPMPTSP.

Padahal hampir semua memprediksi bahwa ada kandidat yang dinilai punya kedekatan dan dianggap akan melenggang mudah menduduki kursi kepala di dinas itu.

“Ada satu hal di luar dugaan semuanya.
Semua saya mengira saya akan meloloskan semuanya karena sudah ada dan ini saya beritahu. Akhirnya ada satu posisi, saya sampaikan saja yang dia memang merasa wah aku ora mungkin terpilih wong Bupati mesti milih kuwi. Yang ketengen, yang ngurusin izin rumah sakit dan sak piturute. Tapi akhirnya ya wis ora ana sing dipilih sisan, ora no sing mumpuni kok,” tukasnya. Wardoyo

Exit mobile version