JOGLOSEMARNEWS.COM — Obat antibiotik seringkali diresepkan oleh dokter kepada pasiennya. Terkait obat antibiotik, dokter biasanya juga menyarankan untuk menghabiskannya sesuai jumlah yang diresepkan.
Tetapi seringkali, sebelum obat habis, seorang pasien merasa badannya telah pulih dan enggan untuk menghabiskan obat antibiotik yang diresepkan.
Padahal, dokter selalu menganjurkan agar tetap menghabiskan obat antibiotik itu meski tubuh sudah merasa sembuh dan sehat.
Lantas mengapa dokter seringkali merekomendasikan hal tersebut? Apakah ada dampak negatif jika obat antibiotik tidak dihabiskan sesuai yang diresepkan oleh dokter?
Dilansir dari dinkes.jayapurakab.go.id, antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk membunuh bakteri. Apabila seorang pasien yang tidak menghabiskan obat jenis antibiotik yang diresepkan dokter dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik.
Hal ini karena ada kemungkinan bakteri yang menginfeksi belum sepenuhnya mati sehingga sisa bakteri yang masih hidup bisa berpotensi bermutasi dan menginfeksi ulang. Bakteri ini melakukan beberapa cara untuk membentuk resistensi, di antaranya memproduksi enzim yang merusak antibiotik, mengalami perubahan dinding/membran sel bakteri sehingga obat tidak bisa masuk, dan perubahan jumlah reseptor obat di sel bakteri yang menyebabkan obat tidak bisa berikatan. Ketika bakteri bermutasi, maka bakteri akan lebih kebal terhadap antibiotik tertentu sehingga sulit dimatikan.
Dikutip dari primayahospital.com, dokter meresepkan antibiotik, termasuk berapa hari konsumsinya, berdasarkan diagnosis lewat pemeriksaan. Sementara itu, kondisi pasien berbeda-beda. Hal ini membuat tidak ada rumus pasti berapa hari antibiotik digunakan. Umumnya, dokter meresepkan obat ini paling cepat tiga hari dan maksimal satu minggu. Tentunya, durasi yang sudah ditetapkan ini telah melalui proses pertimbangan dari dokter.
Dengan demikian, sebaiknya tetap minum obat antibiotik sampai habis walaupun tubuh sudah merasa sehat dan sembuh. Melansir dari rsudmuhammadsani.karimunkab.go.id, untuk mengetahui durasi untuk berhenti atau tidaknya mengonsumsi antibiotik, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu kepada dokter.