SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —-Rencana revitalisasi Pasar Jongke semakin mengerucut. Dijadwalkan proyek revitalisasi tersebut akan dilakukan pada tahun 2023.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi telah memaparkan rencana pembangunan Pasar Jongke tersebut kepada Walikota Solo, Gibran Rakabuming.
Ditemui di Balaikota Solo usai audiensi, Selasa (14/6/2022) Heru menerangkan bahwa ke depan Pasar Jongke dikonsep tidak seperti pasar pada umumnya.
“Ya, mau dikonsep mau dibuat jangan seperti pasar. Ya, nanti ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya mempunyai daya tarik tersendiri. Seperti fasad yang di pasar itu ya tidak untuk aktivitas perdagangan pasar. Tapi misalkan terkait dengan perbankan bisa di situ,” ungkap Heru.
Selain perbankan, pelayanan publik lainnya dijelaskan Heru akan ada tempat pembayaran pajak kendaraan hingga ATM. “Jadi kesan view anglenya pasar yang tengah itu bisa bersih, hidup. Namun juga mendukung pedagang pasar lainnya. Prosesnya nanti tahun 2023, ini masih DED dulu,” jelas Heru.
Sementara itu Walikota Solo, Gibran Rakabuming ketika dikonfirmasi mengutarakan bahwa detailed engineering design (DED) Pasar Jongke sudah jadi. Kemudian belajar dari kesalahan pembangunan Pasar Legi, konsep yang akan diusung adalah eco green dan juga kolonial.
“Konsepnya agak beda, agak ke kolonial. Ya ini semua belum pasti, yang jelas tadi gambarnya sudah jadi. Pak Heru biar koordinasi dengan para pedagang dan paguyuban. Pokoknya kalo dari sisi desain, sudah clear. Dan tadi saya pesan ke Pak Heru, karena ini kan bangunannya gede banget ya, pedagangnya juga. Itu nanti ada di bangunan khusus di sisi tengah, itu mau saya penuhi ya semacam tenant-tenant yang di luar para pedagang pasar,” ungkap Gibran.
Selain tempat pelayanan publik seperti perbankan ada juga koperasi, dan juga jasa ekspedisi seperti JNE, TIKI, dan SICEPAT.
“Jadi area tengah ini area khusus trading atau pelayanan umum. Nanti konsepnya mau tak buat agak beda dengan pasar-pasar yang lain. Ada bank, ada koperasi, ada kurir. Tadi pak Heru juga saya suruh koordinasi dengan OPD lain, biar di bangunan inti di tengah ini mungkin ada dukcapil, ada samsat dan lainnya untuk pelayanan publik. Area tengah ini area bersih, kaya pasar modern,” imbuhnya.
Sedangkan untuk konsep kolonial yang dimaksud adalah konsep bangunan yang menyerupai Pasar Gede. “Kolonial itu seperti Pasar Gede bangunannya. Ada blenduk-blenduk’e, ada pintu-pintu ne. Konsepnya terbuka, pokoknya banyak jendelanya, banyak penghijauan, banyak saluran udara gitu biar gak pengap,” pungkas Gibran. (Ando)