BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penutupan pasar hewan di Boyolali kembali diperpanjang. Perpanjangan penutupan semula berlaku tanggal 10 – 20 Juni atau hingga hari ini, namun diperpanjang hingga 4 Juli mendatang.
Kepala UPT Pasar Hewan Disdagperin Boyolali, Sapto Hadi Darmono, menjelaskan, penutupan ini berlaku untuk seluruh pasar hewan di Kota Susu. Penutupan pasar ini diambil berdasarkan rapat koordinasi lintas sektoral.
“Kami pun menyarankan agar jual beli hewan dilakukan secara online,” katanya, Selasa (21/6/2022).
Diungkapkan, perpanjangan penutupan pasar hewan dilakukan karena perkembangan PMK di Boyolali untuk data di Disnakan setempat. Kemudian hampir semua pasar hewan di kabupaten sekitar di Jawa Tengah ditutup.
“Sehingga dengan penutupan serentak itu bisa mengandalikan wabah PMK,” ujarnya.
Menurut dia, penutupan pasar ini juga memberikan dampak positif pengendalian PMK. Sebab mampu mengurangi mobilitas ternak yang sakit agar tidak dijual ke pasar. Diharapkan potensi paparan ternak bisa dikendalikan.
“Selain itu, Disnakan bisa lebih fokus pada pengobatan ternak sakit dan edukasi ke peternak.”
Menurut Sapto, sebenarnya pada H-18 Idul Adha kegiatan jual beli di pasar hewan sangat ramai. Bahkan, minggu-minggu ini menjadi puncak jual beli hewan kurban. Karena masih ada waktu untuk pengiriman hewan kurban.
“Pedagang juga masih bisa menambah stok hewan kurban yang dibeli di pasar hewan.”
Apakah ada potensi perpanjangan penutupan pasar hewan lagi ? Sapto mengaku belum tahu. Sebab keputusan penutupan hewan berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi lintas sektoral. Sekaligus sebagai upaya pengendalian wabah PMK.
Terpisah, Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan data hingga 15 Juni, pihaknya telah melakukan tracing 7.927 ternak. Rinciannya, ternak suspek sebanyak 2.574 ekor dan kasus positif PMK sebanyak 32 ekor.
“Tingkat kesembuhan juga meningkat, mencapai 507 ekor. Matinya 22 ekor,” pungkasnya. Waskita