JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menekankan adanya kolaborasi dengan negara maju maupun negara berkembang dalam konteks Presidensi G20 tahun 2022 ini.
Kolaborasi tersebut menurut Menko Airlangga, diperlukan untuk menjawab berbagai krisis, termasuk pangan, energi dan keuangan, serta melakukan sinkronisasi dan sinergi concrete deliverables dengan inisiatif yang dibangun negara GCRG.
Menko Airlangga menegaskan, pemerintah berkomitmen mendorong anggota G20 untuk bekerja sama menyeimbangkan kepentingan di seluruh keanggotaan yang beragam.
Menurutnya, semangat itu dibawa Indonesia dalam forum G20 maupun Presiden Joko Widodo di Global Crisis Response Group (GCRG) sebagai perwakilan Presidensi G20.
“Indonesia sebagai Presidensi G20 berkomitmen menyeimbangkan kepentingan di seluruh anggota untuk memastikan tidak ada yang tertinggal,” tutur Airlangga dalam keterangan, Jumat (10/6/2022), seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Pembentukan GCRG itu sendiri untuk mengadvokasi dan memfasilitasi konsensus global terhadap aksi-aksi untuk menghindari, memitigasi, dan merespons dampak krisis.
Ada sejumlah krisis yang saat ini mengancam negara-negara di dunia terutama mereka yang masih rentan. Mulai dari krisis pangan, energi, dan keuangan, sebagai akibat pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia.
Meski dipercaya untuk berfokus pada solusi keuangan, Indonesia tetap membuka diri untuk ikut menyampaikan masukan, saran, dan rekomendasi terkait krisis pangan dan energi.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Sherpa GCRG menuturkan, PBB mengharapkan peranan penting Indonesia sebagai Presidensi G20.
Menurutnya, GCRG dan G20 diharapkan dapat berkolaborasi untuk memastikan ketahanan pangan dan nutrisi global yang berkelanjutan.
G20 juga perlu menyelaraskan agenda transisi energi yang mendukung upaya pencapaian SDGs, memastikan akses energi yang berkelanjutan, handal dan terjangkau dan mendorong kemudahan akses pendanaan dan teknologi bagi negara berkembang.
“Sinergi G20 dan GCRG juga perlu diupayakan dalam kebijakan keuangan dan moneter global terutama untuk membantu negara-negara yang menghadapi hutang,” kata Sesmenko Susiwijono.
Karena itulah, Pemerintah Indonesia akan mengamplifikasi peran aktif dan kepercayaan pada tingkat global ini di forum GCRG dan mengaitkannya dengan pembahasan pada forum G20.
Sesmenko mengaku, Sherpa GCRG Indonesia akan membangun komunikasi intensif dengan para negara anggota GCRG dan G20 karena pembahasan harus difokuskan pada langkah konkrit, tepat, dan cepat untuk mengatasi krisis.
“Tidak hanya krisis karena perang Ukraina-Rusia, namun juga krisis karena efek pandemi Covid-19. Selain itu, Sherpa GCRG Indonesia juga akan mengedepankan aspek kemanusiaan dalam perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini,” ujar Susiwijono. Suhamdani