JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sosok Suprapta, PNS Pemprov Jateng Kelahiran Sragen yang Rela Gratiskan Karawitannya untuk Masyarakat. Tergerak Karena Pesan Almarhum Ibu

Suprapta didampingi sang istri tercinta, Endah Margia Suksmawati, saat melaunching grup karawitan Endah Laras di kediamannya Gembong, Saradan, Karangmalang, Sragen tahun 2019 silam. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Kabupaten Sragen memang sudah lama dikenal dengan gudangnya seni dan seniman.

Beragam seni budaya Jawa tumbuh subur di kabupaten berjuluk Bumi Sukowati ini. Salah satunya seni karawitan yang ditandai dengan banyaknya grup-grup seni karawitan maupun campursari.

Kecintaan seni yang mendarah daging, bahkan membuat sejumlah tokoh yang notabene jarang bersentuhan dengan seni ikut kepincut untuk berkecimpung.

Seperti Suprapta, PNS Pemprov Jateng yang mendadak menyita perhatian di Sragen.

Siapa sangka, PNS kelahiran Kedungwaduk, Karangmalang yang kini berdomisili di Gembong, Saradan, itu juga tergerak merintis sebuah paguyuban seni karawitan bernama Endah Laras.

Namun berbeda dari grup karawitan pada umumnya, karawitan itu ternyata dirintis dengan motivasi yang lain.

Saat berbincang dengan JOGLOSEMARNEWS.COM Sabtu (4/6/2022), Suprapta mengaku awalnya memang tak terbersit untuk memiliki grup karawitan.

Namun jiwa seninya mulai muncul ketika sering menghadiri undangan hajatan warga di sekitar tempat tinggalnya.

Tingginya animo warga terhadap seni budaya Jawa utamanya Karawitan akhirnya menggerakkannya untuk merintis grup karawitan pada 2019 lalu.

Suprapto pun mengisahkan meski puluhan tahun bertugas di Pemprov Jateng dan sudah punya rumah di Semarang, akhirnya ia memutuskan untuk pulang kampung ke Sragen dan membangun rumah di Gembong, Saradan, Karangmalang.

Semua itu ternyata berasal dari pesan almarhum sang ibu.

“Saya hampir 35 tahun memang bertugas di Semarang karena keluarga juga di Semarang. Tapi saya teringat pesan almarhum Ibu dulu pernah meminta saya harus mbangun rumah dan tinggal di sini (Sragen). Akhirnya saya buat rumah di sini. Dan setiap akhir pekan selalu pulang ke Sragen,” ujarnya.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Demi mewujudkan pesan itu, tahun 2015, Suprapta memulai membangun fondasi rumah di atas tanah di Gembong, Saradan yang ia beli dari tabungannya.

Namun, belum sampai rumah dibangun, sang ibu dipanggil sang Kuasa pada 2015 beberapa hari setelah merestui fondasi rumahnya.

Terkenang Pesan Ibu

Momen itulah yang sampai sekarang membuatnya merasa trenyuh hingga memutuskan akan menghabiskan sisa hidup dan pengabdiannya di kampung halaman Sragen.

Setelah rumahnya selesai dibangun, ia pun mulai sering pulang ke Sragen. Dari situlah kecintaan terhadap seni pun muncul lantaran sering menghadiri undangan hajatan warga.

“Saya kadang menangis kalau teringat pesan dan doa almarhum ibu. Ternyata setelah saya rasakan, pesan beliau ingin saya pulang dan buat rumah di Sragen untuk ngumpulke balung pisah. Karena saudara saya banyak di sini. Akhirnya karena sering pulang, saya sering diundang hadir di hajatan dan tanggapannya karawitan, saya mulai tertarik dan senang karawitan. Kemudian 2019 saya beli gamelan dari hasil tabungan dan membentuk grup karawitan,,” urainya.

Suprapta dan sang istri, Endah Margia Suksmawati. Foto/Wardoyo

PNS yang akan purna tugas tahun depan itu menuturkan dari seperangkat gamelan milik maestro seni asal Sukoharjo, ia akhirnya mewujudkan mimpi merintis grup karawitan yang dinamai Endah Laras.

Nama itu terinspirasi dari nama sang istri, Endah Margia Suksmawati yang mendampinginya selama puluhan tahun bertugas. Grup karawitan itu sendiri dilaunching 23 Juni 2019 silam.

Meski dibeli hampir Rp 430 juta, Suprapta mengaku grup karawitan itu didirikan bukan semata-mata untuk mencari keuntungan. Akan tetapi ada motivasi sosial yang ingin ia wujudkan.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Gratiskan Karawitan

Karenanya, ia pun tak jarang menggratiskan biaya sewa karawitannya untuk masyarakat Karangmalang dan sekitarnya.

Terutama di wilayah Karangmalang, Kedawung dan Ngrampal, warga yang punya hajatan dan ingin menyewa karawitan Endah Laras, hanya membayar sinden, MC dan niyaga saja.

“Karena sejak awal motivasi saya punya karawitan ini hanya untuk nambah sedulur dan sosial. Jadi untuk tanggapan di 3 kecamatan sekitar sini, saya gratiskan karawitannya. Baik yang mampu atau tidak, nggak saya tarik biaya karawitan. Tapi kalau sinden, MC dan niyaga kan mereka di luar otoritas kami jadi yang nanggap tinggal bayar mereka saja,” urainya.

 

Suprapta (kanan) bersama sang istri saat tampil menyumbang suara saat hadir di acara hajatan warga ketika grup karawitannya Endah Laras ditanggap warga. Foto/Wardoyo

Suprapta juga menuturkan meski kerap digratiskan, grup karawitannya tetap mengedepankan kualitas. Baik dari kemampuan para seniman dan seniwati, penampilan di atas panggung pun juga selalu diperhatikan.

Seperti sinden yang tampil, selalu berpakaian kebaya dan selempang khas Endah Laras. Lantas ciri khas lain dari karawitannya adalah menampilkan Gending Sragen Asri sebagai lagu wajib di setiap mengawali pentas.

Karena Gending itulah, grup karawitan Endah Laras yang dipimpinnya selama ini memang identik dengan ikon karawitan khas Sragen.

“Karena Gending Sragen Asri itu maknanya mendalam dan bisa menggugah rasa kecintaan akan seni budaya Jawa khas Sragen. Makanya itu wajib dinyanyikan di awal pentas. Ini juga selaras dengan tujuan kami merintis karawitan salah satunya untuk nguri-uri dan melestarikan budaya Jawa khas Sragen,” tandasnya.

Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com