SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen semakin mengganas. Hingga Jumat (3/6/2022) petang, jumlah sapi yang dinyatakan positif terjangkit terus meroket mencapai 201 ekor.
Tidak hanya itu, sebaran kasus wabah penyakit PMK juga terus meluas. Hingga kini, dari 20 kecamatan yang ada, sudah 16 kecamatan terjangkit dan masuk zona merah.
Hanya empat kecamatan yang masih level hijau. Data di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) mencatat, hingga Jumat (3/6/2022), empat kecamatan yang masih steril dari PMK adalah Kecamatan Sragen, Tangen, Gondang, dan Jenar.
Sementara 16 kecamatan lainnya semua sudah terinfeksi PMK. Data itu terungkap dari rekapitulasi jumlah kasus PMK yang tercatat di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) sampai Jumat (3/6/2022) petang.
Berdasarkan laporan update terbaru yang terdata di Disnakkan, total kasus PMK sampai petang ini mencapai 201 ekor sapi.
Dari angka itu, rinciannya 155 ekor sapi positif aktif, 21 sembuh, 27 kasus baru dan 25 ekor sapi mati.
“Sampai petang ini total kasus PMK di Sragen menyerang 201 ekor sapi. Kemudian sapi yang mati akibat PMK mencapai 25 ekor. 20 ekor dipotong dan 5 mati,” papar papar Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, Toto Sukarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (3/6/2022).
Berdasarkan sebaran kasusnya, wabah PMK di Sragen sudah menjangkiti 17 kecamatan.
Kasus terparah dialami Sidoharjo dengan 30 kasus positif, Sumberlawang 26 kasus, Sambungmacan dan Sukodono 20 kasus.
Selanjutnya, Karangmalang tercatat ada 17 kasus disusul Tanon dan Plupuh dengan 16 kasus, Gemolong dan Kedawung masing-masing 15 kasus.
Kecamatan Kalijambe 8 kasus dan Miri 9 kasus. Meluasnya wabah PMK dalam beberapa hari, membuat Pemkab telah memutuskan menutup 6 pasar hewan sejak Selasa (31/5/2022).
Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya mengatakan enam pasar hewan itu ada di Nglangon Sragen Kota, Sumberlawang, Sukodono, Mondokan dan Sambirejo.
Penutupan dilakukan sampai 2 pekan ke depan atau tanggal 14 Juni 2022. Semua ternak yang positif sudah ditangani dan dikarantina agar tidak makin menularkan ke sapi lain yang masih sehat. Wardoyo