JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Yakin Anies Tak Dapat Tiket Capres, Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi Berani Taruhkan Mobil Alphard!

Bangunan joglo megah milik pengusaha nasional kelahiran Sragen, Billy Haryanto (kiri) didesain sebagai Joglo Kemenangan Anies Capres 2024 yang dipersembahkan untuk kado Ultah ke-51 Gubernur DKI Anies Baswedan (kanan). Foto/Istimewa
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mulai digoreng saat Rakernas PDIP, nasib Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menuju Pilpres 2024 kini mulai ramai diperbincangkan.

Meski masuk bursa untuk direkomendasi sebagai kandidat oleh Partai Nasdem, kans Anies untuk bisa mendapat tiket di 2024 justru diprediksi tak akan semulus bayangan para pendukungnya.

Prediksi itu disampaikan pendiri atau founder lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi. Ia memperkirakan Anies bakal berat untuk mengantongi tiket maju sebagai calon presiden (Capres ) di 2024.

Bahkan, Hasan berani bertaruh satu mobil Toyota Alphard jika Anies tidak akan mendapat tiket Nyapres dan ia sangat yakin akan prediksinya.

“Begini, saya bilang, kalau (Anies) mau jadi capres berat, dari semua sisi, kalkulasi matematikanya sudah susah. Tapi kalau (Anies) mau jadi cawapres masih terbuka. Taruhan boleh, taruhan Alphard juga boleh,” paparnya saat berbicara dalam diskusi yang digelar Total Politik, Kamis (23/6/2022).

Hasan menyampaikan keyakinannya itu didasarkan pada 3 faktor yang menjadi landasan prediksinya itu.

Pertama, ia melihat hingga kini belum ada gesture dukungan yang konkret dari Presiden Jokowi untuk Anies. Dia mengaitkan dengan momen kehadiran Jokowi di ajang balap Formula E Ancol.

“Formula E itu ajang internasional, aneh kalau Presiden tidak menyetujui itu, aneh kalau Presiden tak hadir ketika perhelatan itu diselenggarakan,” ujarnya.

Dari momen itu, menurutnya, adab, sopan santun dan etika bernegara memang harusnya Presiden Jokowi mesti hadir di gelaran balap Formula E yang berkelas internasional.

“Tapi kalau menunjukkan dukungan, saya belum melihat bahasa verbalnya (dari Jokowi),” imbuhnya.

Baca Juga :  Gugatan PHPU Pilpres 2024, Mahfud MD Optimis Hakim MK Jatuhkan Putusan Monumental, Asal Berani

Alasan kedua, Hasan menilai karena strategi politik identitas di masa lalu. Menurutnya politik identitas yang terlanjur melekat pada saat Pilgub DKI lalu akan jadi hambatan bagi Anies.

“Tapi yang perlu diwaspadai adalah, misalnya gini, ada orang yang pernah memanfaatkan politik identitas, tapi kalah, saya rasa dia akan introspeksi. Nah, pertanyaannya adalah ada orang yang pernah memanfaatkan politik identitas, tapi menang, introspeksi nggak kira-kira?” ucapnya.

Lebih lanjut ia menilai perihal strategi politik identitas ini bisa jadi masukan untuk NasDem dalam menentukan 1 dari 3 bakal capres hasil rakernas tahun ini.

Ia masih berharap pelaku politik identitas yang menang masih bisa introspeksi nggak apa-apa.

“Ini sekaligus juga masukan buat NasDem, kira-kira introspeksi nggak?” lanjutnya.

Hasan juga menekankan supaya demokrasi di Tanah Air menjadi sehat strategi politik identitas harus dihilangkan.

Kemudian rekrutmen calon pemimpin mesti melalui jalur politik. Sehingga tidak sekadar hanya main usung calon hanya karena populer tanpa memandang kualifikasi.

“Itu harus jadi pertimbangan betul, jangan cuma sekadar ngusung-ngusung dan segala macam. Secara popular vote populer, tapi baik nggak secara kualifikasi. Termasuk juga saya sepakat nanti, ke depan, kalau kita demokrasi mau sehat, memang harus lewat rekrutmen politik di jalur politik. Jadi kalau hari ini merasa besar, masuklah parpol,” sambung dia.

Faktor selanjutnya yang jadi dasar prediksi Hasan soal Anies tak akan dapat tiket capres ialah karakteristik masyarakat Indonesia yang dinilai masih feodal.

Diketahui, masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI akan berakhir pada Oktober 2022 ini.

Baca Juga :  TPN Ganjar-Mahfud Serahkan Bukti Tambahan Sebanyak 15 Kontainer ke MK

“Kalau menurut saya, kita masih ada setengah-setengah feodalnya, itu realitas hari ini. Jadi, begitu orang punya jabatan, semua orang datang, selain minta tanda tangan, ngundang ngopi, sekadar bertamu, audiensi foto, dan segala macam,” tutur Hasan.

Tapi, begitu tidak punya jabatan, maka mantan pemimpin biasanya akan turun pamor dan kehilangan panggung.

“Jangankan mau keliling-keliling bertemu konstituen, nyari teman foto susah, nyari teman ngopi juga mulai susah, ajudan yang biasanya menyiapkan segala macam sudah nggak ada,” imbuhnya.

Meski yakin tak dapat tiket Capres, Hasan memprediksi kans Anies masih terbuka untuk dapat tiket cawapres.

Terlebih sejauh ini, partai politik yang memberi sinyal untuk memberikan dukungannya kepada Anies Baswedan sebagai Capres pada Pilpres 2024 baru PKS dan Partai Nasdem.

“PKS sama Nasdem itu menurut saya hanya bisa mengusulkan calon wakil presiden,” kata Hasan Nasbi saat diskusi bertajuk Anies-Ganjar di Tikungan Koalisi 2024 di Tebet Jakarta Selatan pada Minggu (19/6/2022) lalu.

Kedua, koalisi yang sudah dan mungkin terbentuk juga kecil kemungkinannya untuk mengusung Anies sebagai Capres.

Hal tersebut, kata dia, mengingat koalisi KIB kemungkinan besar akan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capresnya.

Menurutnya, Anies juga kecil kemungkinannya untuk diusung sebagai Capres oleh partai yang akan menjadi poros-poros koalisi di antaranya PDIP atau Partai Gerindra.

“Celahnya itu susah. Tapi kalau misalnya dia dari PKS, gabung sama Gerindra, bisa saja,” kata dia. (Wardoyo)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com