Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kabar Buruk, Mulai Hari Ini Harga Pertamax Turbo Naik Jadi 16.200 dan Elpiji Bright Gas Naik Rp 2.000. Konsumen Sragen: Makin Berat!!

Ilustrasi petugas SPBU melayani pembelian Pertamax. Foto/Wardoyo

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Konsumen Pertamax jenis Turbo agaknya harus siap-siap untuk merogoh lebih dalam koceknya.

Pasalnya, PT Pertamina (Persero) memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo dan Dex Series serta elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas.

Kenaikan itu diumumkan pada Minggu, 10 Juli 2022.

“Harga bahan bakar Pertamina telah dirancang sebagai wujud apresiasi untuk Anda dalam memberikan pelayanan prima di SPBU kami. Harga bahan bakar berlaku mulai 10 Juli 2022,” demikian pernyataan resmi Pertamina dalam laman MyPertamina.

Pertamina menyatakan porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya lima persen dari total konsumsi BBM nasional. Sedangkan, porsi produk elpiji nonsubsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.

Harga Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp14.500 per liter sekarang menjadi Rp16.200 per liter, Pertamina Dex yang semula Rp13.700 kini menjadi Rp16.500 per liter.

Sementara harga Dexlite dari Rp12.950 naik menjadi Rp15.000 per liter.

Setali tiga uang, harga elpiji Bright Gas juga naik sekitar Rp 2.000 per kilogram.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan alasan kenaikan harga BBM dan elpiji nonsubsidi karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.

Pada Juni 2022, harga minyak Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) senilai 117,62 dolar AS atau lebih tinggi 37 persen bila dibandingkan harga pada Januari 2020.

Sementara itu, harga elpiji berdasarkan contract price Aramco (CPA) pada bulan lalu menyentuh angka 725 metrik ton atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun lalu.

Irto mengklaim meski ada kebijakan penyesuaian harga, namun harga itu masih terbilang kompetitif bila dibandingkan produk sejenis yang dijual oleh sejumlah perusahaan penyalur BBM dan elpiji di Indonesia.

Keputusan kenaikan harga Pertamax Turbo dan Bright Gas itu langsung disambut kecewa sebagian konsumen di Sragen.

Mereka beralasan kenaikan BBM jenis non subsidi itu akan memperberat beban kebutuhan masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang masih susah akibat dampak pandemi.

“Meski nggak semua memakai Pertamax Turbo, tapi itu dampaknya akan berimbas ke kebutuhan lain. Apalagi Pertalite mulai dibatasi, makin berat,” ujar Yadi, warga di Masaran Sragen. (Tempo.co/Wardoyo)

Exit mobile version