Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kasus Covid-19 di Yogya Melonjak, Tapi Kebijakan PTM Masih Tetap Terbuka

Pandemi Covid-19 masih terjadi

ilustrasi virus Corona

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Meski terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta, namun pembelajaran tatap muka (PTM) terbuka peluang untuk tetap dipertahankan.

Demikian pula, PTM tetap akan dilakukan meski ada siswa yang terpapar virus Corona setelah dilakukan skrining acak nantinya.

Kepala SD N Lempuyangwangi, Esti Kartini mengatakan, seandainya ada siswa yang diketahui terpapar Covid-19, entah hasil pemeriksaan kolektif atau mandiri, pihak sekolah pun akan menjalin koordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, ia menjelaskan, penentuan PTM akan berlanjut atau tidak ini tergantung dari jumlah penularan di lingkungan sekolah.

Sehingga, jika sebarannya masih terkendali, bukan tidak mungkin, pembelajaran luring tetap dilangsungkan.

“Kami selalu koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan akan mengikuti arahan. Mungkin, kalau nanti ada yang terpapar, kelas yang kena Covid-19 kita off-kan dulu. Jadi, tidak semuanya berhenti, ya,” tandas Esti, Jumat (29/7/2022).

Setali tiga uang, Kepala SMP N 1 Yogyakarta, Niken Sasanti, menyampaikan, sekolah sudah memiliki pedoman khusus yang disusun satgas internal jika ada siswa yang terpapar Covid-19 .

Ia menjelaskan, pola penanganannya bakal melibatkan Dinas Kesehatan via Puskesmas.

“Kalau murid terpapar langsung diminta isoman, lalu kami melaporkannya ke pihak terkait dan Puskesmas. Kemudian, ada pelacakan kontak erat siswa tersebut,” ungkapnya.

“Siswa yang sudah kontak itu juga kami minta isoman, ya. Terkait PTM , masih jalan, dan tentunya tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan pelaksanaannya,” lanjut Niken.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta , Budi Santosa Asrori berujar, pemeriksaan akan dilakukan secara acak, dengan mengambil sample 10 persen dari total siswa sekolah yang bersangkutan.

Menurutnya, jumlah tersebut sudah mewakili kondisi riil di lingkungan sekolah itu.

“Kalau nanti ada temuan siswa yang positif, tentu Dinkes melakukan pelacakan. Kemudian, kelas yang bersangkutan kita off-kan lima hari. Tetapi, cuma kelas yang ada kasus positif saja, yang lainnya tetap masuk,” ucapnya.

Exit mobile version