BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat kawasan lereng Gunung Merapi menggelar upacara “Sedekah Gunung Merapi” pada malam 1 Sura. Puncak acara dilakukan dengan melarung satu kepala kerbau di puncak Merapi.
Tradisi cara pada Jumat (29/7) malam itu diawali dengan kirab kepala kerbau menuju Pendopo Joglo Merapi.
Tradisi sedekah gunung tersebut dilakukan setiap tahun pada malam 1 Suro, untuk memohon keselamatan agar masyarakat yang bermukim di sekitar gunung Merapi terhindar dari berbagai bencana alam yang muncul akibat gunung tersebut. Selain itu sebagai rasa syukur akan hasil pertanian yang baik.
Sebelum di larung, kepala kerbau dan sesajian didoakan oleh ketua adat masyarakat setempat.
Menurut Martono Paiman, ketua adat Desa Lencoh, larung sesaji Merapi ini dengan maksud meminta kepada Tuhan agar warga disekitar lereng Merapi diberi keselamatan, ketentraman. Dan dijauhkan dari bahaya gunung Merapi.
“Karena itu semua warga masyarakat ini melaksanakan ritual sedekah gunung Merapi ini,” katanya sebelum acara. Setelah kepala kerbau diangkat, warga lalu berebut gunungan nasi jagung yang merupakan makanan khas masyarakat di lereng Merapi. Sekaligus sebagai simbol mendapatkan berkah.
Sekdes Lencoh, Suwarno berharap dengan tradisi ini warga dilereng Merapi diberikan keselamatan. “Dan kami sebagai petani diberikan kemakmuran dan kesuburan tanah.”
Adapun kepala kerbau ini dibawa ke puncak Merapi hanya oleh 10 orang saja.
Hal ini mengingat status gunung Merapi masih berstatus level tiga siaga. Waskita