GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wilayah Pacitan, Jawa Timur, dilaporkan diguncang gempa bumi pada Minggu (17/7/2022) sore.
Getaran gempa tersebut, bahkan sempat dirasakan pula sampai ke wilayah DIY, khususnya di Kabupaten Gunungkidul, yang berdekatan dengan pusat gempa.
Menurut penjelasan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sumadi, dirinya turut merasakan efek gempa Pacitan tersebut.
“Betul, tadi (getarannya) cukup terasa,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (17/7/2022) petang.
Meski terasa cukup kuat, Sumadi menyatakan belum ada laporan adanya kerusakan di Gunungkidul akibat dampak gempa tersebut.
Begitu juga untuk korban luka, sampai Minggu petang masih nihil dan tidak ada laporan.
Namun demikian, dia mengimbau masyarakat Gunungkidul untuk tetap tenang, sekaligus tetap waspada dan berjaga-jaga jika nantinya terjadi gempa susulan.
“Semoga semuanya tetap aman terkendali,” kata Sumadi.
Mengutip laporan resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa magnitudo 5,5 berpusat di 117 kilometer (km) barat daya lepas pantai Pacitan.
Pusat gempa tersebeut berada pada kedalaman 40 km.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Yogyakarta, Ikhsan Pramudya menyampaikan gempa tersebut merupakan jenis yang dangkal.
Penyebabnya adalah aktivitas subduksi lempeng.
“Meski demikian gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Ikhsan.
Selain Gunungkidul yang dekat dengan Pacitan, getaran gempa juga dirasakan hingga Bantul dan Sleman.
Kekuatan gempa tersebut setara dengan skala intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity), artinya bisa menyebabkan benda ikut bergoyang.
Hingga pukul 17.00 WIB tadi, Ikhsan mengatakan belum ada aktivitas gempa susulan menurut hasil monitoring. Masyarakat pun diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik.
“Namun tetap waspada dan pastikan kondisi bangunan tempat tinggal tahan dari gempa,” ujarnya.
Meski terasa di Gungkidul, namun getaran gempa tersebut tidak semua warga Pacitan merasakan getaran gempa tersebut.
Salah satu mahasiswa KKN UNS yang tinggal di Desa Poko, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, yang lokasinya dekat dengan teluk Tamperan mengaku tidak merasakan adanya getaran gempa.
“Saya malah nggak merasakan adanya gempa. Saya tahunya malah dari teman,” ujar Anselma Ika, salah satu mahasiswa KKN kepada Joglosemarnews.