Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Puluhan SD di Boyolali Kekurangan Siswa, Ini Penyebabnya

Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Boyolali, Darmanto / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Memasuki masa sekolah, kondisi puluhan SD Negeri di Boyolali ternyata cukup memprihatinkan. Pasalnya, jumlah siswa tidap SD tersebut minim.

“Ya, keadaannya memang seperti itu. Puluhan SD tersebut memiliki jumlah siswa sedikit. Rata- rata tidap kelas kurang dari 10 anak,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Boyolali, Darmanto.

Ditemui wartawan, Senin (11/7/2022) dia pun meminta pihak sekolah tersebut berjuang maksimal untuk mendapatkan murid kembali.

Sebab, untuk sementara ini pihaknya tak akan melakukan regrouping atau penggabungan SD yang kekurangan siswa.

“Namun pak bupati sudah wanti-wanti, jangan sampai meregrouping SD. Kondisi sekarang harus dimaksimalkan dulu.”

Untuk itu, para guru harus berjuang keras untuk mendapatkan murid. Sehingga kondisi sekolah bisa kembali normal, di mana jumlah siswa minimal 60 anak untuk setiap SD.  Saat ini, ada 60 -70 SD yang kekurangan siswa dan tersebar di lima kecamatan.

“Yakni Sawit, Sambi, Simo, Nogosari dan Klego. Puluhan SD, rata-rata per kelasnya tak sampai 10 siswa.”

Meski begitu, pihaknya tetap mengingatkan kepada sekolah untuk terus berinovasi dan jangan sampai terlena dengan kondisi yang sekarang.

“Jangan sampai, sekolah yang dulunya siswanya banyak. Pada tahun ajaran berikutnya malah tidak dapat siswa.”

Dicontohkan SD Kepoh, Kecamatan Sambi, saat ini jumlah siswanya sangat minim. Rata-rata jumlah siswa hanya tiga anak/kelas. Padahal, sekolah tersebut adalah satu-satunya SDN di desa Kepoh.

“Ini tentu jadi tantangan seluruh guru untuk menjadikan sekolahnya disukai siswa untuk menuntut ilmu.”

Kemudian di SD Gunungsari, Kecamatan Wonosamodro, jumlah siswanya juga minim. Hal itu disebabkan jarak sekolah yang jauh dari pemukiman warga. Jarak terdekat sekolah dengan pemukiman cukup jauh, mencapai 1,7 km.

“Cukup jauh memang. Tapi itulah kondisinya, kami menerima warisan seperti itu. Kami belum memungkinkan untuk memindahkan SD tersebut karena keterbatasan anggaran.”

Ditambahkan, untuk masa pendaftaran siswa SD saat ini masih berlangsung. Bahkan, budaya yang berkembang, orang tua mendaftarkan anak masuk SD justru bersamaan dengan masa masuk sekolah.

“Ini tentu berbeda dengan pendaftaran siswa SMP dan SMA. Untuk SD memang masih banyak yang mendaftar bersamaan dengan saat masuk sekolah tahun ajaran baru.” Waskita

Exit mobile version