Beranda Daerah Sragen Terungkap, Ada Dosen di Solo Juga Ikut Jadi Korban Penipuan Investasi di...

Terungkap, Ada Dosen di Solo Juga Ikut Jadi Korban Penipuan Investasi di Sragen. Disebut Setor Modal Hampir Rp 1,5 Miliar

Ilustrasi uang

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM
Aksi penipuan berkedok kerjasama investasi spare part yang menyasar puluhan pejabat hingga petinggi TNI/Polri di Sragen, terus menguak fakta baru.

Ternyata, tak hanya kalangan pengusaha kaya dan pejabat saja, investasi kelas kakap yang digawangi pengusaha asal Sragen Kota berinisial IS (55) itu ternyata juga memakan korban dari kalangan akademisi.

Data terbaru yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , ada salah satu oknum dosen di Solo yang turut masuk daftar korban.

Dosen sebuah universitas swasta di Solo itu disebut ikut tergiur menyetor modal ke pelaku. Tak tanggung-tanggung, sang dosen dikabarkan menyetor modal dengan nominal sekitar Rp 1,5 miliar.

“Iya, ada satu dosen di Solo ngajar di universitas swasta yang ikut juga. Kalau nggak salah sudah setor modal sekitar Rp 1,5 miliar,” ujar R (50) salah satu korban dari kalangan pengusaha asal Sragen, Minggu (17/7/2022).

R menuturkan sama halnya dirinya dan korban-korban lain, sang dosen itu juga tergiur ikut menanam modal karena pengaruh ajakan teman dekatnya.

Sang dosen disebut kepincut setelah diajak oleh temannya seorang pejabat dan petinggi aparat TNI, yang sudah lebih dulu bergabung.

“Semua korban hampir sama. Paling banter dapat bagi hasil 2 sampai 3 kali saja. Selebihnya juga macet nggak dibayar. Modal juga belum dikembalikan,” urainya.

Informasi yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , kasus itu mencuat setelah salah satu pejabat tinggi di Sragen, melaporkan IS (55) pentolan CV yang menggawangi investasi itu ke Polres Sragen belum lama ini.

IS dilaporkan atas dugaan penipuan berkedok investasi bisnis spare part untuk mesin industri tekstil.

Penipuan dijalankan dengan modus bagi hasil dengan persentase keuntungan berlipat antara 5 hingga 15 persen perbulan.

“Sudah saya laporkan tapi belum ada perkembangan signifikan dari pihak kepolisian. Karena ada surat perjanjian, bukti transfer dan kesepakatan kerjasama yang diingkari. Saya sendiri sempat invest Rp 750 juta, belum pernah dapat bagi hasil tahu-tahu ternyata macet dan tidak ada itikad baik bertanggungjawab mengembalikan,” ujar P, salah satu korban yang juga pejabat teras di Sragen, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (7/7/2022) silam.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

Bagi Hasil Hingga 15 %

Data yang dihimpun, kasus penipuan itu terjadi dalam kurun waktu sejak 2015 lalu. IS yang dikenal sebagai pimpinan CV dan pengusaha bengkel itu, menawarkan kepada beberapa pejabat teras dan petinggi TNI/Polri yang ia kenal dekat di Sragen.

Dengan penampilan borju dan pembawaan meyakinkan, ia pun mampu meyakinkan para pejabat untuk bergabung.

Kedekatannya dengan sejumlah pejabat menjadi jalan memuluskan modus yang ia jalankan.

“Waktu itu dia memang dekat dan sering ikut ngumpul beberapa pejabat dan komunitas petinggi TNI dan Polri. Jadi nggak ada yang curiga dan menyangka kalau ternyata seperti itu,” urainya.

Korban lain yang juga pengusaha Sragen berinisial T, menceritakan dirinya juga terbujuk mulut manis pelaku yang sebelumnya juga sudah dikenalnya.

Saat itu pelaku berdalih butuh modal untuk membeli mesin pabrik yang terbakar di wilayah Jawa Timur.

“Jadi awalnya cuma niat membantu teman (pelaku) yang butuh modal. Kebetulan janjinya kalau berhasil, akan ada bagi hasil nanti,” ujarnya.

Saat itu, pelaku menjanjikan bagi hasil sebesar 5-15 persen dari investasi yang disetor.

Karena sudah kenal dan hasil survei ke Jatim memang benar ada pabrik yang akan dibeli, ia pun akhirnya ikut menyetorkan Rp 3,7 miliar sebagai investasi ke pelaku.

“Kalau bagi hasilnya variasi. Ada yang 5 persen ada 15 persen. Saya sendiri dijanjikan 10 persen per bulan, sekitar Rp 370 juta. Ternyata bagi hasil itu hanya berlangsung dua bulan diberikan. Setelahnya macet dan nggak dibayar sampai sekarang,” jelasnya.

T mengaku terbujuk karena pelaku selalu meyakinkan sudah banyak pejabat dan petinggi TNI/Polri yang lebih dulu menanamkan investasi kepada perusahaan pelaku.

Apalagi selama ini lingkungan pelaku juga rata-rata pengusaha besar dan pejabat Sragen. Namun dalam perjalanannya, ternyata investasi yang ditanamkan para pejabat tersebut juga macet dan tidak kembali hingga sekarang.

Diduga sebagian besar para korban tidak berani melapor ke polisi karena malu ketahuan. Uang yang diinvestasikan juga tidak sedikit sehingga malu kalau sampai ketahuan publik.

Baca Juga :  KPU Sragen Dituduh Dzalim di Pilkada 2024, Tim Kampanye Paslon 02 Sigit-Suroto Beberkan Keburukan Selama Debat Terbuka Berlangsung

“Ada yang kena Rp 1 miliar, Rp 2 miliar, sampai Rp 7 miliar. Kalau ditotal bisa puluhan miliar. Karena korbannya puluhan orang ada. Rata-rata orang kaya, pejabat dan orang hebat-hebat semua. Saya merasa tertipunya karena antara pekerjaan dan bagi hasilnya tidak sesuai yang disampaikan awal. Pekerjaannya memang benar di spare part tapi omsetnya ternyata hanya Rp 150an juta, tidak miliaran seperti yang ia omongkan. Lalu bagi hasilnya juga nggak seperti yang dijanjikan,” ujarnya kesal.

Masih Pendalaman 

Sementara, dikonfirmasi JOGLOSEMARNEWS.COM , Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama membenarkan memang ada aduan dari salah satu pejabat teras di Sragen soal kasus dugaan penipuan investasi itu.

Menurutnya saat ini kasus itu masih dalam tahap pendalaman dan pengumpulan keterangan serta alat bukti.

Kapolres menyebut penanganan kasus itu memang butuh kecermatan dan kehati-hatian. Sebab harus dipastikan lebih dulu apakah kasus itu lebih kuat mengarah pada tindak pidana atau perdata.

“Masih kita dalami. Perkembangan penanganan juga selalu kami sampaikan melalui SP2HP (surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan). Kalau aduannya kami terima dari salah satu korban. Kalau infonya banyak korban sampai petinggi TNI Polri, kami malah belum tahu. Ini masih kita tangani tapi kan harus hati-hati,” tandasnya. Wardoyo