BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi bersih- bersih ini digelar warga Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Selasa (2/8/2022).
Kegiatan dipusatkan di Patirtan Sendang Pitu dan Pertapaan Nongko Prodo desa setempat.
Patirtan Sendang Pitu kini menjadi sumber air warga sekitar. Usai kegiatan bersih- bersih, warga menggelar kenduri baik di Sendang Pitu maupun Pertapan Nongko Prodo tersebut. Nongko Prodo menjadi tempat bertapa.
Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Cabeankunti, Sulistyo, kenduri dan bersih- bersih merupakan kegiatan anggoro kasih alias Selasa Kliwon. Kegiatan rutin digelar tiap selapan sekali alias tiap 35 hari sekali.
“Usai doa, nasi kenduri lalu dimakan bersama- sama,” katanya.
Ditambahkan, tradisi anggoro kasih sudah berlangsung hingga lintas generasi. Tujuannya, menjaga agar situs tetap terawat dan lestari. Apalagi, Sendang Pitu memberikan penghidupan sebagai sumber air bersih.
“Tak hanya bagi warga Desa Cabeankunti, namun, juga desa lainnya. Kini air sendang dialirkan ke rumah- rumah penduduk dengan pipa paralon.”
Pelestarian situs petirtan, lanjut dia, juga dijadikan wadah silaturahmi masyarakat. Dengan kenduri sederhana, warga saling berbagi dan menjaga kerukunan. Tak hanya itu, kenduri yang dibawa bisa berbeda-beda bentuk nasinya.
Ada yang membawa ambengan nasi, tumpeng, golong-golong, tumpeng rosul dan lainnya.
“Itu semua merupakan simbol pengharapan dan do’a yang tidak bisa diungkapkan dalam kata-kata. Kepercayaan warga, kalau tidak digelar Anggoro Kasih, sumber air bisa mati.”
Situs Petirtaan Cabeankunti memiliki tujuh mata air. Yakni, Sendang Jangkang – Sidotopo -Panglerepan atau lerep (Keinginan,red) – Kaprawiran – Cabeankunti Lanang (Laki-laki) Panguripan – Cabeankunti Kaputren (Perempuan) – Sendang Sembojo atau kesucian.
“Keberadaan situs ini juga didukung dengan sejumlah peninggalan sejarah, termasuk fragmen batuan candi.”
Kemudian pada papan informasi yang ada, Patirtan Cabeankunti dibangun pada masa klasik Jawa Tengah. Yaitu, sekitar abad 8 – 10 Masehi. Latar belakang keagamaan dapat dilihat dari relief binatang pada Sendang Lerep, diperkirakan cerita binatang berisi ajaran moral agama Budha. Fungsi Patirtan Cabeankunti sebagai bangunan suci.
Menurut pendapat para ahli, ada dua tokoh yang membangun Patirtan Cabeankunti. Yaitu, dibangun tokoh bangsawan yang mengasingkan diri atau oleh pertapa yang ingin mencapai muksa. Waskita