JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Fenomena Kades-Kades Lawan Istri Sendiri di Pilkades Sragen (Bag 1). Modal Keterbukaan, Sugino Welly Torehkan Sejarah di Jambanan

Kades Jambanan, Sugino. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pilkades serentak tahap pertama (Serma) yang diikuti 19 desa di Sragen menyajikan fenomena menarik.

Tercatat ada 6 desa yang hanya akan diikuti oleh pasangan suami istri. Enam suami yang maju melawan istri itu adalah calon berlabel petahana atau incumbent.

Sudah bisa ditebak, majunya sang istri memang hanya skenario untuk menghindari calon tunggal yang tidak dibolehkan dalam Perda maupun Perbup.

JOGLOSEMARNEWS.COM mencoba mengorek satu persatu fenomena suami lawan istri di Pilkades Sragen.

Satu dari 6 desa itu adalah Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo. Pilkades di desa ini akan diikuti oleh kades petahana, Sugino Welly melawan istrinya, Miyati.

Sugino merupakan Kades petahana sejak memenangi Pilkades pertamanya di tahun 2016 silam. Berbagai kemajuan di desanya ditambah pola kepemimpinan terbuka, rupanya membuat warga enggan berpaling.

Hal itulah yang akhirnya membuat tidak ada pesaing yang berani untuk maju melawannya di Pilkades 2022.

“Saya daftar tanggal 2 Agustus sama istri saya. Ndak ada yang ngantar. Saya ingin situasi kondusif, ndak perlu heboh-heboh,” paparnya ditemui di ruang kerjanya.

Sugino dan sang istri, Miyati, saat mendaftar sebagai calon Kades di Pilkades Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Foto/Wardoyo

Sampai pendaftaran ditutup tanggal 10 Agustus, memang tak ada satu pun warga yang mendaftar.

Sugino mengaku akhirnya mengajak sang istri untuk mendaftar karena sejak awal sudah merasakan keengganan warga untuk menjadi rival.

Menurutnya menjelang tahapan Pilkades, nyaris tak ada suara apapun dari warga. Semua terkesan adem.

Hal itu berbeda dengan suasana ketika akan ada calon penantang yang biasanya jauh-jauh hari sudah ramai muncul di hadapan warga.

Bahkan, sejak kecil ia mengaku baru kali ini menjelang momen Pilkades, suasana desa terasa sangat ayem dan kondusif.

Baca Juga :  Polda Jateng Gunakan Helikopter Untuk Pengecekan Persiapan Mudik Lebaran 2024 Dan Mendarat di Polres Sragen Cek Kesiapan Anggota

“Mungkin ini tinggal sejarah dan baru pertama kali, Jambanan mau Pilkades adem ayem. Biasanya setahun atau setengah tahun sebelumnya sudah ramai,” urainya.

Modal Kejujuran dan Keterbukaan

Kades yang sebelumnya hanya berprofesi tukang promosi minyak itu menuturkan tiadanya rival yang maju menjadi pertanda masih menghendaki kepemimpinannya berlanjut kembali.

Saat ditanya kunci keberhasilan menjalankan roda kepemimpinan hingga disukai masyarakat, Sugino menyebut bekerja sesuai regulasi, terbuka dalam segala hal dan kejujuran adalah hal yang selama ini ia kedepankan.

Utamanya dalam hal anggaran, pembangunan dan segala kebijakan, selalu ia sampaikan apa adanya.

Sikap itu ia kedepankan lantaran sejak awal dirinya tidak ambisi maju akan tetapi atas dorongan warga.

Karenanya selama 6 tahun memimpin, niatnya diteguhkan hanya untuk memajukan Desa Jambanan.

“Saya sejak awal nothing to lose. Nggak ada beban, karena semua saya lakukan terbuka. Apapun, warga mesti saya beritahu. Misalnya dapat proyek atau mau mengerjakan proyek fisik apa, saya sampaikan dananya sekian, silakan dikerjakan. Belanja dan sebagainya ya tim dan warga yang mengelola. Saya selalu tekankan jangan sampai mengambil yang bukan hak. Kalau proyek dananya dijalankan apa adanya mesti hasilnya bagus, bahkan volumenya lebih. Warga akan puas dan senang,” jelasnya.

Wajah baru balai Desa Jambanan dengan aula megah selama kepemimpinan Kades Sugino. Foto/Wardoyo

Berkat keterbukaan dan kemajuan itulah, Desa Jambanan termasuk salah satu desa berprestasi.

Predikat itu membawa berkah di mana Jambanan akhirnya banyak dipercaya mendapat bantuan baik dari bantuan propinsi, bantuan keuangan khusus (BKK) kabupaten, hingga dari aspirasi DPRD.

Dalam setahun terakhir, Sugino menyebut setidaknya ada Rp 600-700 juta bantuan dari provinsi, kabupaten dan Bupati yang dikucurkan ke Jambanan.

Baca Juga :  Prestasi Gemilang Bintang Lima dan Terbaik TOP BUMD Awards 2024: Inilah Bukti Keunggulan RSUD dr. Soeratno Gemolong Sragen

Berkat bantuan yang masuk, di kepemimpinan Sugino lah, wajah balai desa yang berpuluh tahun nyaris tak tersentuh, kini dirombak menjadi megah dengan aula representatif.

Jalan-jalan kampung pun juga hampir semuanya terbebas dari kerusakan karena sudah dibangun dengan dicor, dicor blok hingga hotmix.

Lapangan desa yang diberi nama Brojodento juga dirombak menjadi pusat kegiatan olahraga dan masyarakat, hingga lapangan futsal di kebayanan 2 adalah bukti lain beberapa perubahan yang ia lakukan.

“Meski itu tidak mudah karena dalam 2 tahun pandemi, porsi dana desa dan anggaran banyak tersedot untuk penanganan dan BLT,” jelasnya.

Bisa Tidur Nyenyak

Ditanya persiapan menghadapi Pilkades sebelumnya dan Pilkades hanya lawan istri, Sugino mengaku sangat berbeda.

Jika di Pilkades sebelumnya jauh – jauh hari sudah membentuk kader untuk konsolidasi, kali ini ia nyaris belum membentuk barisan kader meski sudah mendaftar.

Tak hanya itu, perbedaan paling mencolok yang ia rasakan adalah kondisi dan beban psikologis.

Anggota DPRD, Fathurrohman bersama Kades Jambanan, Sugino Welly terjun bagi masker ke warga. Foto/Wardoyo

Jika di Pilkades sebelumnya, hampir siang malam harus memutar otak merumuskan strategi dan konsolidasi dengan kader, kali ini hari-harinya jauh lebih santai.

“Dulu ngeri, hampir tak pernah bisa tidur karena tiap malam mesti konsolidasi dengan kader dan warga. Sekarang dari awal bisa tidur nyenyak, rasanya ati ayem, seperti nggak mikir mau Pilkades. Kemarin di setiap kegiatan arisan atau perkumpulan saya sudah selalu minta doa restu. Nanti kalau sudah mendekati pasti akan kami kumpulkan lagi para tokoh dan kader,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com