JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Menengok Kampung Batik Jantran, Penghasil Batik Terbesar di Jateng. Sehari Bisa 25.000 Lembar, Harga Dijamin Lebih Miring

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wiludjeng Pramestuti (kiri) didampingi anggota DPRD Sragen, Sugiyamto (kanan) saat menyaksikan kemahiran Mbah Jalidin (60) salah satu maestro desainer motif batik di Desa Pilang, Masaran, Sragen, Kamis (21/7/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Kampung Jantran, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen diklaim sebagai kampung produsen batik terbesar di Jawa Tengah.

Salah satu kampung sentra batik di Desa Wisata Batik Pilang itu mampu memproduksi batik tulis dan aneka batik dalam jumlah besar setiap harinya.

Bahkan produk batik dari kampung ini menyebar ke seluruh kota besar di Indonesia.

Hal itu disampaikan anggota DPRD Sragen asal Jantran sekaligus pengusaha batik “Dewa Batik”, Sugiyamto, Senin (29/8/2022).

Putra asli Jantran itu menyampaikan predikat sentra penghasil batik terbesar itu ditunjukkan dengan produksi harian batik di kampungnya bisa mencapai 25.000 lembar.

Batik Jantran itu selama ini dijual ke luar Sragen seperti Solo, Jogja, Jakarta, Bali hingga luar Jawa. Ciri khas batik Jantran adalah kehalusannya dan dominan bermotif sogan.

Momen pasca pandemi saat ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan batik Jantran untuk mereguk kembali kejayaan yang pernah diraih sebelum pandemi.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Ia menyebut selain motif khas sogan dan batiknya yang halus, harga miring menjadi salah satu kelebihan batik Jantran dibanding produksi daerah lain.

“Setelah 2 tahun pandemi terpuruk, semoga pasca pandemi ini, Batik Jantran ini semakin dikenal luas dan mendunia. Agar publik di Indonesia bahkan dunia tahu bahwa di sinilah pusatnya produksi batik terbesar. Sehingga mereka akan beli di sini karena harganya akan lebih miring. Sebab selama ini hampir 70 persen batik yang beredar di pasaran itu baik di Solo dan Jogja itu ambilnya sebenarnya dari sini,” paparnya.

Sugiyamto. Foto/Wardoyo

Sugiyamto menyampaikan usaha batik mendominasi 80 persen lebih pencaharian warga.

Mulai dari perajin besar, karyawan hingga perajin rumahan semua bergantung pada batik.

Kemajuan teknologi pemasaran di era digital juga makin memacu semangat untuk lebih mendorong batik Jantran agar lebih dikenal publik.

“Sekarang teman- teman pengrajin punya web sendiri dan mulai memasarkan produk lewat online. Alhamdulillah pasca pandemi ini pesanan mulai banyak. Harapan kami dengan makin dikenal luas, batik dari sini akan makin maju,” tandasnya.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Kades Pilang, Sukisno membenarkan jika Jantran memang menjadi salah satu kampung produsen batik di Desa Pilang yang selama ini sudah dicanangkan sebagai Desa Wisata Batik di Sragen.

“Hampir 75 persen masyarakat di sini berusaha batik. Ada pengusaha besar, ada perajin kecil, ada pembatik dan lain-lain. Batik menjadi andalan ekonomi warga sini,” ujarnya saat hadir di sebuah acara pelatihan bertema batik di balai desa setempat belum lama ini.

Ia berharap ikon Desa Wisata Batik itu bisa terus berkembang dan maju. Sebab dua tahun pandemi diakui telah meluluhlantakkan prospek batik yang terbilang sangat terpuruk.

“Setelah pandemi, Alhamdulillah mulai bangkit. Mudah-mudahan ke depan semakin berkembang lagi,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com