Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mesin Partai Mulai Dipanaskan, PDIP Boyolali Targetkan Raih 40 Kursi

Pentas Wayang Kulit memperingati HUT Kemerdekaan RI yang digelar oleh DPC PDIP Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM DPC PDIP Boyolali mulai memanaskan mesin partai guna menyongsong Pemilu 2024. Tak tanggung-tanggung, banteng moncong putih ini menargetkan perolehan 45 kursi di DPRD Boyolali.

Hal itu menilik potensi penambahan 5 kursi DPRD setempat dari 45 kursi saat ini menjadi 50 kursi pada Pemilu 2024 mendatang. Saat ini, PDIP Boyolali mampu menduduki mayoritas dengan 35 kursi di DPRD.

“Ya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Boyolali menargetkan 40 kursi pada Pemilu 2024 mendatang,” ujar Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanto di sela pentas wayang kulit HUT RI ke-77 di Gedung Panti Marhaen, Sabtu (20/8/2022) malam.

Pentas menghadirkan dalang Ki Purbo Asmoro dengan lakon Pandawa Jaya. Total ada 1.200 tamu yang hadir, termasuk jajaran pengurus dan kader hingga tingkat terbawah.

Hadir pula perwakilan pengurus PDIP di Solo Raya. Bahkan, tokoh PDIP Boyolali sekaligus sesepuh masyarakat Boyolali, Seno Kusumoarjo juga hadir. Hadir pula Bupati M Said Hidayat dan Wabup Wahyu Irawan.

Menurut Susetya, pihaknya optimis bisa menyabet lima kursi tambahan tersebut.

“Harapan kita, penambahan 5 kursi dari 45 kursi saat ini bisa kita sabet. Karena ini sebagai pijakan awal dalam pelaksanaan pilkada 2024 nantinya.”

Terkait dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Pandawa Jaya, bisa diartikan sebagai momentum merekatkan kembali para kader. Khususnya untuk menyongsong Pemilu 2024. Dimana dalam lakon tersebut, Pandawa sebagai simbol kekuatan.

“Dan jaya itu tidak pernah terputus. Jadi kemenangan yang tidak pernah putus, terus dan langgeng. Tentunya PDIP Boyolali diharapkan akan terus jaya. Ini semua juga sebagai persiapan atau motor kami menyongsong 2024.

“Istilahnya, ini memanaskan mesin partai. Biar tidak kaget kalau terjun ke lapangan lagi terus enek gamane (Ada senjatanya-red).”

Ditambahkan,  pagelaran wayang kulit itu juga sebagai upaya nguri-uri budaya Jawa. Mengingat, masyarakat juga sudah rindu terhadap pentas wayang kulit.

Mengingat sudah dua tahun pagelaran seni ditiadakan karena dampak pandemi. Jadi, pentas seni perlu digiatkan lagi agar seluruh kawula muda mengenal budaya wayang kulit yang harus dilestarikan.

“Apalagi Boyolali juga kaya seni tradisi. Misalnya seni reog yang tumbuh dan berkembang di banyak tempat.” Waskita

Exit mobile version