JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Solo

Minimarket Hadir, Senjakala Toko Kelontong Warga

Di minimarket, pengunjung bebas memiih dan mengambil sendiri barang yang diperlukan. Kemudahan inilah yang lambat laun menggerus pembeli di toko kelontong milik warga / Foto ilustrasi: Republika
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keberadaan toko kelontong milik warga dan minimarket memang menguntungkan dan memudahkan bagi masyarakat di sekitarnya. Namun apa jadinya jika keduanya berada bersebelahan?

Menguntungkan pembeli, belum tentu menguntungkan bagi pelaku usaha  kecil, termasuk pemilik toko kelontong yang merupakan warga sekitar.

Terlihat dalam video yang diunggah di Instagram oleh akun @indotoday pada Rabu (20/7/2022). Dalam video tersebut menampilkan warga yang sedang rapat di sebuah rumah dan salah seorang ibu yang sedang berbicara.

Seorang ibu tersebut diketahui menentang adanya pembangungan minimarket di dekat rumahnya. Hal tersebut terlihat dari penjelasannya kepada para warga yang lain.

“Diskusi warga pemilik warung dengan indomaret” tulis akun indotoday dalam postingan video dari @joniprasetyo.id (20/7/2022)

Baca Juga :  Tak Jadi Pakai Pasir, Pihak Terkait Sepakat Penutup Lahan Alkid dan Alut Keraton Solo Akan Pakai Rumput

“Saya memikirkan karyawan saya ketika nanti berdirinya indomaret apakah, eh maksudnya dengan minusnya (pendapatan) yang segitu terus nanti dengan adanya indomaret trus minus banget sampai saya ngga bisa kulakan kemungkinan besar saya juga akan tutup warung begitu,” jelas salah seorang ibu dalam video tersebut.

Postingan video tersebut sebenarnya bukan hal baru dalam kenyataan di lapangan. Pro kontra kehadiran minimarket sudah menjadi persoalan lama, yang ujung-ujungnya tetap berdiri.

Pemilik toko kelontong di Jalan Ir. Sutami, Solo, Agung  adalah salah seorang warga yang pernah mengalami kejadian serupa.

“Saya dulu juga pernah merasakan kondisi seperti ini. Bahkan kami sampai harus membuat petisi dan demo,” kisahnya kepada Joglosemarnews (6/8/2022).

Ia mengaku bahwa dirinya beserta warga yang lain pernah melakukan demo dan membuat petisi yang menentang adanya pendirian minimarket di lingkungannya.

Baca Juga :  Ramadan, Kawasan UMS Diserbu Para Pemburu Takjil: Pedagang Sumringah

Menurutnya hadirnya minimarket akan mematikan usaha kecil milik warga.

“Ya kalau sampai ada minimarket jelas usaha saya dan yang lain berkurang drastis. Bahkan mungkin bisa mati. Ini contohnya, dulu semua saya jual. Mulai dari makanan, minuman, sampai sembako dan rokok, tapi sekarang cuma bisa jual rokok dan minuman 2 jenis saja,” imbuhnya.

Nahasnya, petisi dan demo yang dilakukannya bersama warga tak diindahkan. Kini minimarket itu sudah berdiri tepat di depan tokonya.

Adanya minimarket memang sangat menguntungkan bagi pengguna jalan maupun masyarakat, namun hal tersebut juga dapat menjadikan kemalangan bagi para UMKM atau pemilik usaha kelontong yang berada di sekitarnya. Audrey Cahya Zephyrina

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com