SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Desa Peleman, Kecamatan Gemolong resah dengan perilaku armada sedot tinja milik pengusaha di desa setempat.
Pasalnya, truk berisi kotoran tinja hasil operasional dibuang sembarangan di wilayah desa setempat. Aksi nakal truk sedot tinja itu berulangkali dipergoki membuang kotoran di jalan dan sungai.
Ironisnya, meski sering kepergok dan diperingatkan, pemilik armada tak juga menghentikan aksinya. Hal itu memicu kemarahan warga hingga mendesak pihak terkait segera turun tangan mengatasi perilaku meresahkan itu.
“Mobil tinja itu milik usaha pribadi. Pemiliknya warga desa sini juga. Ini warga sudah nggak tahan, karena kotorannya sering dibuang sembarangan. Kadang mengalir sampai di jalan umum dan menimbulkan bau tak sedap,” papar Hafid, salah satu warga Peleman, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (17/8/2022).
Ia menuturkan aksi buang tinja sembarangan itu sudah berlangsung lama. Tak hanya mengingatkan, warga sudah berulangkali melapor ke Pemdes.
Namun pengusaha itu tetap tak menggubris dan terus mengulangi perbuatannya. Warga memastikan mobil tinja itu belum mengantongi izin operasional.
“Pernah dipanggil Pak Lurah juga diperingatkan, masih nekat terus. Kami yakin tak punya ijin usaha makanya buang limbahnya sembarangan. Saat ditegur alasannya mengurangi muatan saja. Tapi limbah sudah mengalir ke jalan-jalan. Begitu ketahuan langsung buru-buru kabur. Seperti itu terus. Harapan kami dinas terkait maupun pemerintah bisa tegas menindak. Kalau perlu mobil disita dan usahanya ditutup saja. Daripada menyengsarakan warga dan merusak lingkungan,” urainya.
Terpisah, Kades Peleman, Rajimin tidak menampik keresahan warga atas tabiat armada mobil tinja itu. Ia mengaku sudah berupaya menindaklanjuti dengan beberapa kali memperingatkan pemilik armada.
Namun sekali berhenti, berikutnya nekat terus diulangi lagi. Kades juga membenarkan armada sedot tinja itu milik salah satu warga di desanya.
Ia juga mengamini keinginan warga dan berharap pihak terkait bisa turun tangan mengatasi perilaku pembuangan tinja sembarangan oleh armada itu.
Sebab peringatan dan pembinaan dari warga maupun desa sudah tidak diindahkan oleh pengusaha tersebut.
“Sangat meresahkan. Karena dibuangnya kadang mengalir di jalan umum menuju Desa Sambiduwur yang sering dilintasi warga. Lalu dibuang mengalir ke sungai dan menimbulkan polusi bau tidak sedap,” tandasnya. Wardoyo