Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Bikin Malu Indonesia, Kasus Sambo dan Polri Ternyata Jadi Obrolan Renyah Masyarakat di Warung-Warung Malaysia

Irjen Ferdy Sambo (kiri) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kanan). Foto/JSnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM
Kasus pembunuhan keji berencana terhadap Brigadir Josua yang penuh drama dan diotaki mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo ramai mendapat sorotan publik.

Tak hanya di Indonesia, kasus kebobrokan akhlak jenderal bintang 2 yang menyeret puluhan polisi dalam pusaran kebohongannya itu ternyata juga ramai jadi sorotan di dunia internasional.

Bahkan, obrolan soal Polri dan Sambo ramai menjadi perbincangan masyarakat di warung- warung negeri jiran Malaysia.

Hal itu diungkapkan ulama besar NU sekaligus mantan Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Siroj.

Ia mengatakan kejadian yang menimpa Polri dari terbongkarnya drama pembunuhan keji oleh jenderal bintang dua itu sudah menjadi konsumsi dunia internasional.

“Kemarin saya bertemu dengan sahabat dari Malaysia, diceritakan juga bahwa masyarakat di sana di warung-warung kopi juga membicarakan Polri,” papar Said Aqil kepada awak media seperti dikutip Republika.co, Kamis (7/9/2022).

Atas kondisi itu, Said Aqil menegaskan dirinya sangat mendukung Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk menindak tegas judi online, narkoba dan berbagai tindak pidana lainnya untuk diberantas.

Lebih jauh, Said Aqil menyebutkan harapannya kepada seluruh instansi pemerintah.

Terutama dalam bidang penegakan hukum untuk membangun kredibilitas, loyalitas dan integritas.

“Seluruh penegakan hukum, tidak hanya Polri, tetapi juga Kejaksaan, Mahkamah, pengacaranya juga, untuk sedikit demi sedikit kita bangun kredibilitas, loyalitas, integritas dan dalam bahasa agamanya itu akhlakul karimah. Kita belajar membangun budaya yang mulia, akhlak yang mulia, integritas yang tinggi dan amanah kebangsaan dalam menjalankan pemerintahan,” tambahnya.

Said Aqil Siraj / tempo.co

Soal banyaknya keterlibatan para petinggi Polri dalam kasus pembunuhan Brigadir J, Said Aqil menegaskan dirinya tidak akan mencampuri terlalu jauh.

“Yang jelas, yang kita harapkan Pak Kapolri betul-betul bersih-bersih, benar-benar bersih, tidak pandang bulu. Harus kaca mata kuda, tidak ada pertimbangan lain kecuali satu, menegakkan kebenaran. Membangun kembali citra nama baik Polri. Siapapun yang harus ditindak, harus ditindak. Jangan pandang bulu,” urainya.

Ia menegaskan, sebagai masyarakat dirinya akan berada di belakang Kapolri dan terus memberikan dukungan selama Kapolri Listyo Sigit Prabowo melakukan pembenahan dan perbaikan di institusinya.

“Atas nama masyarakat, masyarakat pesantren, masyarakat nahdliyin, saya mendukung dan berada dibelakang Pak Kapolri selama melakukan perbaikan, instrospeksi, pembenahan dan lainnya. Ketika Polri baik, kita bangga. Polri baik rakyat Indonesia akan mendukung semuanya. Makanya apa yang terjadi sekarang sangat mengecewakan. Jadi ke depan insya Allah, kita mulai perbaiki lagi, revolusi mental, revolusi moral dan syukur-syukur revolusi spiritual. Insya Allah Polri akan kokoh kembali,” ucapnya.

Said yang masuk dalam anggota Dewan Penasihat BPIP itu menjelaskan sebuah dalil yang berbunyi “Wa innama al-umamu al-akhlaqu maa baqiyat, fa in hum dzahabat akhlaquhum dzahabuu’.

Di mana artinya “Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah bangsa itu”.

“Ketika Polri namanya baik, maka bangsanya bermartabat. Di Dunia akan tersiar Polisi Indonesia ideal. Namun sebaliknya, pun jika namanya Polri hancur maka dunia akan melihat kita seperti apa, maksudnya merendahkan martabat kita,” terang Said Aqil. (Wardoyo/Republika.co)

Exit mobile version