SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Jembatan Jurug Tipe B, hari ini Senin, (19/09/2022) pukul 10.00 mulai dilakukan penutupan untuk pengerjaan revitalisasi hingga 5 Agustus 2023 mendatang.
Kepadatan antrian kendaraan diketahui telah terlihat pada jembatan jurug sejak Minggu, (18/09/2022) kemarin. “Untuk pemasangan-pemasangan perangkat pemisah jalan sudah dipasang sehari sebelumnya, jadi sejak kemarin sudah dipasang. Kemarin kita pantau memang dari Karanganyar ke Solo mengalami kemacetan. Mulai dari kemarin sudah disempitkan, kepadatan sudah pasti ada sejak kemarin,” terang Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Solo, Ari Wibowo.
Ari kemudian memberikan beberapa alternatif agar terhindar dari kepadatan di Jembatan Jurug Tipe C. “Kalau jembatan ditutup kalau tetap ngeyel di Jembatan Jurug tentunya resikonya padat. Alternatif lainnya jembatan terdekat, jembatan terdekat utaranya adalah jalur ringroad Mojosongo, otomatis opsi paling dekat kan itu. Atau ke arah selatan Jembatan Mojo, bisa dilintasi tapi tanggal 26 sudah ditutup total,” paparnya.
Meski demikian Ari mengutarakan bahwa angkutan umum dan BST tidak ada permasalahan masih bisa melintas dari barat-timur, timur-barat.
“Jadi bisa menggunakan langkah-langkah manajemen, pertama manajemen waktu perjalanan. Bisa berangkat lebih awal atau berangkat lebih akhir. Misalnya balik kerja agak siang sedikit atau agak malam sedikit agak lancar kalau bisa,” ujarnya.
Manajemen kedua, menurut Ari, adalah manajemen rute perjalanan. Yaitu dengan cara menghindari rute-rute kemacetan, kemudian menggunakan rute-rute alternatif yang sudah dirilis Dishub Solo. Inilah rute-rute alternatif untuk menghindari kemacetan :
1. Melalui Jembatan Mojo di luar masa pembangunan Jembatan Mojo yaitu pada tanggal 26 September hingga 30 November 2022.
Dengan rute : Jalan Kapten Mulyadi-Jalan Kyai Mojo-Bekonang, Sukoharjo dan sebaliknya.
2. Melalui jalan lingkar (RingRoad)
Dengan rute : simpang panggung-Jalan Brigjend Katamso-Jalan Sumpah Pemuda-Ring Road-Kebak Kramat dan sebaliknya.
3. Melalui Jalan Tol
Dengan rute : GT Ngemplak-GT Kebak Kramat dan sebaliknya.
Lalu untuk manajemen yang ketiga adalah menggunakan transportasi umum.
“Gunakan dimensi lebih kecil, seperti sepeda motor ataupun naik angkutan umum atau KRL ke Palur. Kemudian terakhir manajemen maksud perjalanan. Kalau gak ada kepentingan gak usah keluar dulu,” pungkas Ari Wibowo. (Ando)