JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Kekurangan Guru Masih Menghantui Sekolah di Boyolali

Lasno, Kanid SMP Disdikbud Boyolali / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski pemerintah baru saja melakukan rekrutmen ASN, namun Boyolali masih tetap kekurangan guru. Bahkan, kekurangan guru dirasakan hampir semua sekolah.

Kabid SMP Disdikbud Boyolali, Lasno mengakui banyaknya sekolah yang kekurangan guru. Kondisi ini terjadi lantaran jumlah guru yang pensiun dengan pengangkatan guru baru tidak seimbang, baik penambahan dari P3K maupun PNS.

Belum lagi perhitungan kebutuhan guru berdasarkan tahun sebelumnya. Sedangkan angka pensiun guru terjadi setiap bulan. Beruntung sekolah masih terbantu dengan adanya guru tidak tetap (GTT).

Dimana pengangkatan GTT dilakukan pihak sekolah melalui SK Komite Sekolah setempat. Sedangkan penggajiannya diserahkan oleh sekolah melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS). Namun, per Desember 2021 sudah ditetapkan bahwa pengangkatan GTT distop.

Baca Juga :  Kendaraan Jenis Ini Dilarang Melintas Saat Arus Mudik Lebaran, Ini Kantong Parkir yang Sudah Disiapkan Polres Boyolali

“Jumlahnya saya tidak tahu persis, tetapi hampir disemua sekolah ada GTT,” katanya, Selasa (20/9).

Jabatan guru tersebut, statusnya bukan PNS, bukan P3K juga bukan kelompok K2. “Tetapi keberadaannya sangat dibutuhkan di sekolah tersebut. Karena ada guru yang pensiun, mutasi, sakit dan lainnya. Mau gak mau sekolah menambah GTT.”

Ditambahkan, penetapan tidak boleh mengangkat GTT berimbas pada kondisi sekolah. Iroisnya, tidak ada penambahan guru baik P3K maupun PNS. Ada tiga mata pelajaran (Mapel) dengan mayoritas kekurangan guru.

“Seperti guru Bahasa Indonesia, Guru Agama dan Guru Kesenian.” Sehingga, sekolah berusaha memaksimalkan peran guru lain untuk mengisi. Terutama untuk mapel yang keilmuannya masih serumpun.

“Kalau yang serumpun tidak ada, ya terpaksa diajar oleh guru lintas jurusan.”

Baca Juga :  Polres Boyolali Ungkap Kasus Prostitusi di 8 Hotel

Kabid Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK), Puji Rahayu Fitriyani menambahkan, kebutuhan guru memang cukup tinggi. Karena jumlah guru yang pensiun jenjang TK, SD dan SMP  mencapai 40 orang/bulan.

Di sisi lain, ketersediaan guru mengandalkan seleksi CASN yang diselenggarakan pemerintah pusat. Sehingga kebutuhan guru tiap tahunnya mencapai 400-500 guru. Namun, kekurangan guru ini tidak sampai menghambat kegiatan pembelajaran di sekolah.

“Kami berdayakan yang ada. Karena aturannya gak boleh nambah GTT. Juga ada tambahan 1.302 guru P3K tahap 1 dan 2 yang sudah ditempatkan. Ada pula guru P3K tahap 3 sebanyak 418 yang belum ditempatkan karena tergantung formasi yang ditentukan oleh pemerintah pusat.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com