Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kementerian Perindustrian Dorong Pengadaan Pusat Logistik Dukung Industri Mebel

Himki menggelar FGD bahas ketersediaan bahan baku industri mebel, di Solo / Foto: Prihatsari

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Kementerian Perindustrian RI mendorong pengadaan pusat logistik guna mendukung operasional industri mebel.

Hal itu dilakukan karena operasional industri mebel di Indonesia mulai mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku lokal.

Menurut Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, dorongan sebagai upaya pemenuhan bahan baku ini harus dipastikan baik dari sisi kualitas, kuantitas, maupun jaminan harga.

“Dengan adanya pusat logistik penyedia bahan baku maka akan menjadi terpusat, baik itu dikelola oleh konsorsium atau unit usaha atau koperasi seperti koperasi Himki. Kami akan mengupayakan sebagai offtaker untuk menjamin ketersediaan bahan baku tersebut,” ujarnya usai mengukuti diskusi kelompok yang dihelat Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki), Kamis (29/9/2022), di Solo.

Sementara itu, Ketua Presidium Himki Abdul Sobur menambahkan, FGD tersebut membahas tentang masalah ketahanan bahan baku industri mebel.

“Tujuannya agar suplai bahan baku ke industri dapat terencana dengan baik. Juga supaya industrinya mengalami pertumbuhan, tidak ada lagi hambatan-hambatan yang masalahnya teknis. Problem terkait bahan baku, baik kayu, rotan, dan lainnya bisa teratasi,” imbuhnya.

Ditambahkan Wakil Ketua Umum Bidang Inovasi Bahan Baku dan Bahan Penunjang Himki, Adi Dharma Santoso? saat ini pelaku industri mebel mengacu pada kebutuhan industri untuk pasar ekspor. Nilai ekspor untuk komoditas mebel secara nasional sendiri sebesar 3,4 miliar dolar AS.

“Dan saat ini untuk memenuhi itu sudah Meski terkendala dengan suplai bahan baku. Karena dengan nilai ekspor tersebut dibutuhkan bahan baku sekitar 7-8 juta meter kibik. Padahal pada tahun 2024 targetnya nilai ekspor mebel naik menjadi 5 miliar dolar AS. Dengan angka ini artinya diperlukan bahan baku sekitar 11-12 juta meter kibik per tahun,” terangnya. Prihatsari

Exit mobile version