Beranda Daerah Sragen Kisah Bocah Sebatang Kara yang Diangkat Jadi Anak Asuh Kepala MTsN 4...

Kisah Bocah Sebatang Kara yang Diangkat Jadi Anak Asuh Kepala MTsN 4 Sragen. Bapaknya Menghilang Tak Tahu Rimba, Begitu Lahir Ibu Langsung Tiada

Siswa sebatang kara, Moch Riski saat menerima santunan dari MTsN 4 Sragen yang diserahkan Kepala Kantor Kemenag Sragen, Ihsan Muhadi, Selasa (13/9/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah pilu menyeruak dari kegiatan pembagian santunan dan sembako dari MTsN 4 Sragen kepada ratusan warga tidak mampu, Selasa (13/9/2022).

Betapa tidak, di sela penyerahan bantuan, mendadak salah satu guru memanggil salah satu siswa kelas VIII untuk maju ke depan.

Siswa itu bernama Mochamad Riski Andi Firmansyah. Begitu namanya dipanggil, ia langsung bergegas maju ke depan yang sudah berdiri Kepala Kantor Kemenag Sragen, Ihsan Muhadi.

“Rizky ini bapaknya sudah nggak ada. Waktu ibunya hamil bapaknya nggak tahu entah ke mana. Begitu lahir, ibunya dipanggil yang kuasa. Sekarang dia jadi anak asuh Pak Kepala. Semua biaya ditanggung Pak Kepala (kepala madrasah),” papar ibu guru yang didapuk sebagai pembawa acara mengenalkan Riski ke hadirin.

Baca Juga :  Adu Gagasan Calon Bupati Sragen 2024 Bowo Vs Sigit Dalam Mengatasi Bencana Kekeringan Air Bersih di Utara Bengawan
Kepala MTsN 4 Sragen, Sumanto saat menyerahkan secara simbolis bantuan sembako ke warga dalam rangka milad ke-48. Foto/Wardoyo

Di atas panggung, Riski yang berstatus yatim piatu menerima santunan dari sekolah yang diserahkan oleh Kepala Kemenag.

Kisah Riski yang berasal dari Dukuh RT 13, Desa Karangasem, Tanon, itu selama ini tinggal bersama Simbah buyutnya. Neneknya juga sudah meninggal sehingga ia sebatang kara.

Kisah pilu Riski menggerakkan empati Kepala MTsN 4 Sragen, Sumanto untuk mengangkatnya sebagai siswa asuh.

“Iya memang statusnya anak yatim piatu. Ibunya meninggal usai melahirkannya, dia satu-satunya yang yatim piatu. Kami tanggung kebutuhannya karena kondisinya memang tidak ada lagi yang membiayai. Biar tetap bisa melangsungkan pendidikannya karena bagaimanapun dia adalah generasi masa depan dan jadi tanggungjawab kita untuk menyelamatkannya,” ujarnya. Wardoyo