SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Dukuh Jetis, RT 3/3, Kabupaten Sukoharjo, Bagong, nekat berinisiatif membuat jembatan sesek dari bambu sebagai penghubung Desa Gadingan, Kabupaten Sukoharjo dengan Kelurahan Sewu, Kota Solo.
Jembatan sesek itu dibuat sebagai akses darurat untuk memudahkan akses alternatif warga dari kedua kabupaten.
“Ini untuk memudahkan warga dan sengaja dibuat. Setiap tahun pas musim kemarau pasti buat jembatan. Nanti pas musim hujan dan airnya tinggi jembatan kita lepas,” terangnya.
Jembatan ini diakui Bagong selesai dibuat pada Selasa, (06/09/2022) malam bersama dengan warga sekitar.
Pembuatan jembatan ini juga diakuinya tidak ada kaitan dengan penutupan jembatan Mojo dan Jurug.
Bahkan menurutnya jembatan sesek itu sudah ada sebelum ada wacana penutupan dua jembatan tersebut.
“Tidak ada kaitannya dengan itu. Sebelum rencana penutupan dua jembatan itu, saya sudah buat ini,” imbuh Bagong, sapaan akrabnya.
Bagong bahkan menggunakan dana pribadi sendiri untuk membangun jembatan sesek ini yang terdiri dari drum dan juga bambu.
“Ini ada 34 drum, bambunya hampir 100, kemudian panjangnya 80 meter. Uangnya hampir 20 jutaan, buat beli
sasak, bambu, drum, kawat, paku, dan juga untuk tenaga yang bantu,” paparnya.
Sebagai pengamanan Bagong juga tengah menyiagakan 2 orang penjaga di kedua sisi jembatan.
Petugas yang menjaga tersebut mengatur lalu lintas penyeberangan hingga menjaga kondisi jembatan.
“Ada yang jaga di sebelah timur dan barat. Ini sifatnya hanya darurat dan sementara, ini aman dan yang penting tidak ugal-ugalan,” ujarnya.
Setiap warga yang hendak menyeberang jembatan sesek ini juga dikenai tarif sebesar Rp 2.000. Namun terkadang ada yang memberi lebih.
Dengan pendapatan tersebut uang untuk pembuatan jembatan ini bisa kembali.
“Kalau ini 1 hari kadang bisa 300.000,” tutupnya.
Dilain pihak, salah seorang warga, Mars Farjianto mengaku senang dengan adanya jembatan sesek ini. Menurutnya lebih cepat jika dibandingkan dengan naik perahu yang sudah ada sebelumnya.
“Lebih cepat lah jika harus naik perahu. Ini kan tinggal menyeberang dan sangat membantu sekali,” ucapnya.
Ia pun tidak merasa takut pas menyeberang, karena sudah terbiasa lewat. Apalagi ini bukan yang pertama kali.
“Tidak takut, biasa saja. Malah bagus ada jembatan sasak ini, biasa buat foto-foto juga,” pungkas dia. (Ando)