JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Masjid Ciptomulyo, Masjid Kuno Nan Unik di Pengging, Boyolali

Inilah masjid Ciptomulyo di Banyudono Boyolali yang unik karena menghadap ke arah tenggara / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono terdapat bangunan masjid kuno, yaitu Masjid Ciptomulyo. Uniknya, jika bangunan masjid pada umumnya pintu masuk menghadap ke timur, Masjid Ciptomulyo menghadap ke Tenggara.

Di dalam kompleks masjid juga terdapat kompleks makam yang berada di sebelah barat. Diantara tokoh-tokoh yang dimakamkan antara lain R Ng Yasadipura I, II dan III.

Tokoh-tokoh tersebut adalah pujangga Keraton Surakarta.

Berupa bangunan berbentuk persegi panjang memiliki 4 soko guru serta serambi, penampil / kuncungan, masjid ini berdinding tembok dengan atap sirap yang sekarang terbuat dari seng, mustoko berupa tiang petunjuk arah yang terbuat dari besi.
Pada bagian serambi berpagar kayu semi terbuka. Merupakan masjid yang didirikan oleh PB X.

Pada bagian kuncungan terdapat tulisan Jawa yang menyebutkan tahun pendirian pada tahun 1838 Je (Tahun Jawa) atau 1905 masehi.
Pengamat budaya dan sejarah Boyolali, Kusworo menuturkan, sebelumnya, kawasan masjid ini merupakan tempat pemandian keluarga Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Susuhunan Pakubuwana X.

Keluarga raja sering menghabiskan waktu untuk bersantai. Oleh karena itu, Pakubuwana X merasa perlu membangun tempat peristirahatan sekaligus tempat beribadah seusai siraman (mandi).

Baca Juga :  10 Menit Satlantas Polres Boyolali Berhasil Evakuasi Korban Laka Tunggal di Tol KM 489 A

Pada Selasa, 24 Jumadil Akhir 1838 Hijriah atau tepatnya tahun 1905 Masehi, Pakubuwana X mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masjid Ciptomulyo, yang berarti menciptakan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Nama masjid ini cukup unik karena menggunakan bahasa Jawa yang berbeda dari kebanyakan masjid yang memakai bahasa Arab.

Selain namanya yang unik, bangunan Masjid Ciptomulyo juga menampilkan desain Jawa kuno yaitu berbentuk limasan dan menyerupai pendapa.

Masjid memiliki 5 pintu utama yang semuanya terletak di bagian depan bangunan masjid. Di atas setiap pintu diberi ukiran-ukiran yang disisipkan tulisan “P.B. X” sebagai tanda bahwa masjid itu dibangun pada masa pemerintahannya.

“Tulisan seperti ini juga terlihat jelas pada bagian atas gerbang serambi yang berada di depan masjid,” katanya, Jumat (16/9/2022).

Namun demikian, lanjut Kusworo, data lain menyebut, Masjid Ciptomulyo awalnya bernama Masjid Karangduwet. Masjid dibangun oleh RT Padmanegara semasa  masih bernama Kyai Zainal Abidin. Padmanegara ini merupakan keturunan keturunan Sultan Hadiwijaya, dan juga keturunan Susuhunan Amangkurat yang dimakamkan di Tegal Arum.

Baca Juga :  Dua Desa di Lereng Merbabu, Boyolali Diterjang Angin Puting Beliung

Pada masa mudanya Padmanegara adalah prajurit Mataram pengikut Sultan Agung Hanyakrakusuma pada waktu melawan Kompeni Belanda. Karena kepandaian dan keberaniannya dalam strategi perang, lalu dipercaya dan diangkat sebagai Bupati di Pekalongan.

Dikisahkan bahwa RT Padmanegara yang telah lama hilang dalam peperangan, dan kemudian dikenali oleh pihak Keraton Kartasura sebagai Kyai Zainal Abidin, murid dan menantu Kyai Kalifah Syarif dari Bagelen yang mengasuh pondok pesantren di Pengging.

Kyai Zainal Abidin ketahuan setelah berhasil memenangi sayembara dari pihak Keraton Kartasura tentang aduan soal perdata yang tidak bisa dipecahkan semua hakim Keraton.

Sebagai hadiahnya, Zainal Abidin dijadikan pegawai Keraton Kartasura, dan setelah ketahuan sebagai Bupati Pekalongan, diangkat menjadi Bupati Jaksa di Kartasura.

“Setelah meninggal, beliau dimakamkan di Gedong, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono. Makamnya berdekatan dengan makam Kyai Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging). RT Padmanegara memiliki putra bernama R Ng Yasadipura I.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com