SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sedikitnya 2.068 warga 3 desa di 2 kecamatan di Sragen mengalami krisis air atau kekeringan.
Mereka sudah bergantung pada droping air bersih dari Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Ribuan warga itu tersebar di 3 desa dan 2 kecamatan. Kekeringan itu melanda Dukuh Kowang Desa Ngargotirto dan Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang.
Kemudian satu desa tetangga yakni Gilirejo Baru di Kecamatan Miri. Kepala BPBD Kabupaten Sragen, Agus Cahyono mengatakan kekeringan di tiga desa itu terjadi sejak 21 Agustus 2022 lalu.
Kekeringan terjadi akibat mengeringnya sumber air sehingga warga hanya tinggal mengandalkan air bantuan droping.
“Dukuh Kowang secara geografis memang tidak bisa ada sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan. Kalaupun ada, airnya asin. Begitu pula Ngargosari dan Gilirejo Baru juga sulit sumber air,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (16/9/2022).
Agus mengungkapkan kekeringan di tiga desa itu dialami 593 kepala keluarga (KK) dengan total warga mencapai 2.068 jiwa di 14 RT.
Selama hampir sebulan, BPBD sudah mengirimkan total 75 tangki air bersih ke tiga wilayah itu. Masing-masing tangki berkapasitas 5000 liter.
Pengiriman dilakukan setiap tiga hari sekali tergantung kebutuhan warga. Menurutnya, droping memang sudah menjadi rutinitas yang dilakukan BPBD ke tiga titik itu.
Meski demikian, ia menyebut wilayah kekeringan semakin berkurang dengan adanya sumur Pamsimas dan masuknya PDAM ke wilayah Sumberlawang yang selama ini hampir menjadi langganan droping.
“Desa Mojopuro yang dulu juga jadi wilayah kekeringan, sekarang sudah masuk PDAM jadi tidak lagi didroping. Jadi cukup banyak berkurang,” urainya.
Ditambahkan, bantuan droping air bersih itu digelontorkan secara gratis dari dana APBD. Untuk tahun ini, total anggaran yang disediakan mencapai 250 tangki. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com