Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Rumah dan Pekarangan Warga Desa Guwokajen, Boyolali Ini Belum Dibebaskan untuk Proyek Tol Solo- Yogya. Ini Penyebabnya

Inilah rumah dan pekarangan milik warga Desa Guwokajen, Boyolali yang belum dibebaskan untuk proyek tol Solo-Yogya / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada pemandangan berbeda di tengah proyek tol Solo- Yogya, tepatnya di Dukuh Klinggen, Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit. Ya, ada dua rumah yang masih kokoh berdiri.

Dua rumah itu hingga kini masih berdiri kokoh meski rumah milik Sri Surantini dan anaknya, Gunawan. Padahal, rumah milik tetangga di sekelilingnya telah rata untuk proyek pembangunan jalan tol tersebut.

Rumah juga masih didiami oleh keluarga Sri Surantini dan Gunawan. Tak hanya terkepung proyek tol, akses jalan ke rumah itupun juga sudah hilang. Jalan perkampungan sudah tertutup material tanah urug.

Padahal, bila menengok ke belakang rumah, telah berdiri kokoh konstruksi beton pondasi jembatan. Ada juga belasan girder yang siap diangkat dengan alat-alat berat tergeletak di samping rumah tersebut.

Rumah dan lahan milik Sri Surantini dan anak-anaknya itu memang belum dibongkar karena ganti rugi belum dibayarkan. Pasalnya, rumah dan tanah pekarangan masih dalam sengketa sampai hingga  kini.

Sudah lebih dari setahun, kasus sengketa tanah yang  terdampak tol itu bergulir. Dua anaknya, RST dan IA masih terus memperkarakan tanah milik orang tua dan suadaranya tersebut. Keduanya pernah mengajukan gugatan warisan yang ditolak oleh Pengadilan Agama.

Tak puas, keduanya lalu ganti menggugat ke Pengadilan Negeri. Hasilnya sama, gugatannya tak cukup bukti dan ditolak. Mereka lalu mengajukan lagi ke Pengadilan Negeri soal hibah, namun ditolak. Terakhir, keduanya mengajukan lagi gugatan ke Pengadilan Agama Boyolali.

Aris Harjoko, salah satu anak Sri Surantini membenarkan jika perkara tanah keluarganya ini belum selesai. “Belum selesai, mas,” ujarnya singkat, Selasa (20/9/2022).

Dari pantauan, Sri Surantini dan Gunawan tetap beraktivitas seperti biasa. Kepulan debu dari proyek seakan tak dihiraukan. Belum lagi jika hujan turun, mereka sulit untuk keluar rumah.

Pasalnya, jalan aspal di samping rumah sudah tertutup material tanah urug.

Mereka juga harus berhati-hati beraktivitas di tengah banyaknya material dan alat berat. Termasuk lalu lalang truk pengangkut material proyek tol yang bisa membahayakan jiwa anggota keluargnya. Waskita

Exit mobile version