Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Hujan Deras di Merapi, Penambang Pasir Boyolali Diminta Waspada

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Widodo Munir / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para penambang pasir manual di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi diminta berhati- hati melakukan kegiatan penambangan.

Hujan deras di kawasan puncak beberapa hari terakhir ini berpotensi terjadi lahar hujan maupun tanah longsor di kawasan tersebut.

“Potensi lahar hujan mengarah ke aliran kali di Sleman, Klaten, Magelang dan juga Boyolali,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Widodo Munir, Jumat (28/10/2022).

Dijelaskan, pihaknya telah menerima edaran dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BBPTKG) Yogjakarta terkait potensi lahar hujan.

Lahar hujan berpotensi besar terjadi di Kali Bedog, Krasak, Bebeng, Gendol di Sleman.

Juga bisa mengarah ke Kali Woro di Klaten. Sedangkan di Boyolali, lahar hujan berpotensi terjadi di Kali Apu, Gandul, Sombo, Juweh, Selo. Meski potensi intensitas lahar hujan tidak sebesar di Magelang dan Sleman.

“Hampir setiap 10 menit kami terima informasi dan langsung dishare ke tim siaga desa di Klakah dan Tlogolele, Kecamatan Selo.”

Melihat kondisi tersebut, maka penambang tradisional di kali aliran Merapi maupun lahan sendiri. Karena memasuki musim hujan, untuk sungai-sungai yang berhulu di Merapi tetap waspada.

“Jangan sampai ada pemikiran, karena tempat saya gak hujan terus kurang waspada.”

Pasalnya, sepanjang lereng Gunung Merapi merupakan daerah tangkapan hujan. Begitu mendung terlihat di puncak gunung, masyarakat dihimbau untuk istirahat. Sebab ada potensi terjadi banjir lahar hujan.

Hal tersebut berlaku untuk penambang tradisional di Kali Gendol, maupun Pusporenggo, Musuk; Boyolali Kota dan Mojosongo.

“Penambang di aliran itu cenderung agak nekad. Jadi, kita ingatkan terus untuk tetap siaga.”

Pihaknya juga mengingatkan agar penambang tradisional dengan sistem gerong atau gangsir di wilayah Kecamatan Andong, Kemusu dan sekitarnya. Karena ketika hujan maka beban tanah bertambah. Sehingga berpotensi longsor dan menimpa penambang di bawahnya.

“Jika hujan turun, penambang segera harus segera berhenti. Amati dengan cermat  kondisi tanah. Jika muncul retakan segera menghindar.”

Jangan malah berteduh di bawah tanah galian tersebut karena berpotensi longsor.

“Sudah ada peristiwa penambang pasir gerong meninggal karena tertimbung longsoran tanah. Seperti yang terjadi di Kali Ploso, Desa Karanganyar, Tamansari beberapa waktu lalu.” Waskita

Exit mobile version