JOGLOSEMARNEWS.COM — Petir merupakan suatu fenomena kelistrikan udara di alam yang berawal dari proses terbentuknya muatan listrik positif dan negatif di dalam awan.
Muatan yang tersebar di alam, ketika terjadi tumbukan di atmosfer, semua akan berkumpul di awan.
Muatan itu terbentuk dari proses benturan (kolisi), tangkapan (koalisensi), proses pendinginan. Muatan di awan akan mengalami pemisahan.
Kejadian pelepasan muatan negatif (elektron) dari awan ke Bumi atau sebaliknya terjadi jika ada perbedaan potensial. Hal itu tersebab munculnya kuat medan listrik antara muatan awan dengan induksi di permukaan tanah. Sambaran petir akan merusak jika mengena daratan.
Bahaya sambaran petir
Mengutip publikasi Lightning dalam National Geographic, orang yang selamat dari sambaran petir ini berisiko mengalami kehilangan ingatan, pusing, lemah, mati rasa. Sambaran petir menyebabkan serangan jantung dan luka bakar yang parah. Di Amerika Serikat, perbandingan 1 dari 5.000 orang berkemungkinan tersambar petir.
Merujuk NOAA National Severe Storms Laboratory, para peneliti telah mengetahui penyebab munculnya petir, tapi masih ada perdebatan tentang tepatnya awan membangun muatan listrik dan bagaimana membentuknya.
Para ilmuwan berpikir, proses awal terbentuknya muatan petir dari partikel es kecil yang disebut graupel berdiameter minimal sekitar seperempat milimeter. Setelah itu berkembang mengumpulkan tetesan cairan dingin yang lebih kecil.
Ketika partikel graupel ini bertabrakan dan memantul dengan partikel es yang lebih kecil akan mendapat salah satu muatan kutub. Partikel es yang ditabraknya akan memiliki muatan kutub lainnya.
Petir akan terbentuk tersebab es yang bertabrakan di dalam awan yang meningkatkan ketakseimbangan antara awan dan tanah. Setelah itu, benda-benda di atas tanah, seperti menara, pohon, daratan menjadi bermuatan positif yang akan menarik partikel graupel di dalam awan. Ketika daya tarik dari Bumi terlalu kuat, kemudian akan menyebabkan petir yang menyambar daratan.