JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Siswa Tinggal Segelintir SDN Banyurip 3 Terancam Diregrouping. Ada Satu Kelas 4 Siswa, 2 Pindah Ikut Ortu, 2 Temannya Ikut Goyah

Ilustrasi siswa SD mengikuti pelajaran. Foto/Istimewa
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Nasib SDN Banyurip 3 di Desa Banyurip, Kecamatan Sambungmacan, Sragen kini terancam diregrouping.

Pasalnya jumlah siswa di SDN tersebut kini memprihatinkan. Dari enam kelas yang ada, jumlah total murid hanya 33 siswa.

Padahal jumlah siswa untuk sekolah bisa bertahan minimal 60 siswa satu sekolah.

Pihak sekolah pun kini dihadapkan situasi dilematis terhadap kelangsungan nasib sekolah tersebut.

Sebab Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Kebudayaan (Disdikbud) kecamatan setempat sudah memberikan isyarat agar SD itu diajukan penutupan untuk dilakukan regrouping atau penggabungan.

“Iya, saat ini jumlah murid kami kelas I sampai VI hanya 33 anak. Jumlah siswa satu kelas ada yang 4 ada yang 6 dan 7 siswa. Kelas 2 dan 5 hanya 4 siswa,” papar Kepala SDN Banyurip 3, Burhanudin, Sabtu (1/10/2022).

Ia menguraikan kondisi itu terjadi sejak tiga tahun terakhir akibat terus menurunnya jumlah siswa baru.

Menurunnya jumlah lulusan TK serta adanya 2 SD Negeri yakni SDN Banyurip 1 dan 2 serta satu SD swasta yang ada di satu lingkup desa, membuat jumlah siswa baru makin sedikit.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Kondisi murid yang minim juga membuat sekolah ketar-ketir. Meski pengajaran bisa lebih terfokus karena guru hanya mengajar beberapa murid, namun dengan siswa hanya di bawah 60 itu membuat sekolah terancam kehilangan dana BOS (bantuan operasional sekolah).

“Syarat bisa mendapat dana BOS itu minimal jumlah total murid harus 60 siswa. Risikonya kalau tetap bertahan ya nggak dapat dana BOS, sehingga biaya sekolah semua harus swadaya dari orangtua murid,” jelasnya.

Ia juga menyebut jumlah siswa yang sedikit itu masih dihantui bayangan pengurangan.

Terutama apabila ada siswa yang dipindahkan oleh orangtuanya karena merantau atau pindah domisili. Jika ada siswa yang pindah, siswa yang ditinggalkan pun juga mulai goyah dan resah karena tak lagi punya teman.

Baca Juga :  Terbaik, Bank Djoko Tingkir Sragen Tetap Konsisten Kembali Meraih Penghargaan TOP BUMD Tahun 2024 Golden Trophy

“Seperti kemarin ada satu kelas siswanya 4 anak. Yang satu pindah ikut orangtuanya di Jawa Timur, satunya dibawa orangtuanya pindah ke Tangerang. Tinggal 2 anak yang tersisa, juga ikut goyah mau ikut pindah. Lha kami yang bingung, kalau semua pindah kan ada kelas yang lowong,” urainya.

Wacana regrouping itu digulirkan oleh Korwil dan sudah sempat dirapatkan dengan komite sekolah, dewan guru dan pihak Kades.

Hasilnya, untuk sementara dari Kades merespon agar tetap dipertahankan dulu sembari menunggu tanggapan warga maupun wali murid.

“Kemarin dari Korwil memang sudah memberi kuisioner disuruh ngisi usulan diregrouping. Dari korwil juga sudah memberikan data sekolah mana yang memenuhi kriteria diregrouping, termasuk SD kami. Tapi karena warga memang belum dikumpulkan, sehingga sementara kami tangguhkan dulu. Nanti menunggu perkembangan dan petunjuk dulu dari korwil dan dinas,” imbuhnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com