JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Tragedi Stadion Kanjuruhan Jadi Berita Headline di Sejumlah Media Online Terkemuka Luar Negeri

Tangkapan layar insiden kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang yang dilaporkan menelan korban 60 orang tewas, Sabtu (1/10/2022) malam. Foto/JSnews
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu malam, (1/10/2022), yang menewaskan 127 orang usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, menjadi berita headline di sejumlah situs online luar negeri.

Penggunaan gas air mata oleh polisi dalam tragedi tersebut menjadi sorotan. Banyak netizen di media sosial yang menyayangkan hal itu dan menganggap hal itu ikut memperburuk suasana dan menyebabkan banyak korban jatuh.

Laman The New York Times, Minggu (2/10/2022), menulis tragedi sepak bola itu dengan judul Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead.

Mengutip The Times of Indonesia, NYT melaporkan bahwa petugas keamanan berusaha membubarkan kerumunan dengan memukul dan menendang pendukung. Saat perkelahian pecah, pihak berwenang menembakkan gas air mata ke lapangan dan ke tribun.

Satu video dari tempat kejadian menunjukkan penonton melarikan diri dari awan gas air mata di lapangan. Outlet berita lokal mengatakan ribuan penggemar berjuang untuk bernapas dan beberapa akhirnya pingsan.

Portal berita top Inggris, The Guardian, menulis dengan judul More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match.

Disebutkan bahwa banyak korban terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton, menyebabkan kepanikan di antara pendukung di Stadion Kanjuruhan.

Foxsports Australia menulis dengan judul More than 100 people dead, league suspended as football riot ends in disaster.

Persebaya menang 3-2 atas rival mereka Arema di Derby Jawa Timur, mendorong sejumlah besar pendukung menyerbu lapangan setelah peluit penuh waktu.

Polisi anti huru hara menanggapi dengan menggunakan gas air mata di dalam stadion, ketika rekaman menakutkan yang dibagikan di media sosial menunjukkan para penggemar memanjat pagar untuk menghindari asap.

Gas air mata membuat ribuan penggemar berjuang untuk bernapas, dengan banyak yang akhirnya pingsan.

Sejumlah media terkemuka lain, termasuk The Mirror dan The Sun juga menulis kerusuhan sepak bola dengan jumlah korban kedua terbanyak di dunia itu.

Korban tewas terbanyak dalam kerusuhan sepak bola terjadi di Stadion Nasional Peru di Lima pada 24 Mei 1964 sebanyak 326 orang.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com