JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebuah peristiwa semacam kecelakaan atau kerusuhan, sebagaimana tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu, biasanya mengakibatkan taruma bagi seseorang yang menfalami atau menyaksikannya.
Dikutip dari American Psychological Association, trauma merupakan respons emosional terhadap peristiwa mengerikan, antara lain kecelakaan, pemerkosaan, bencana alam maupun kematian.
Menurut Psikiater Douglas Bremner dalam artikelnya berjudul Traumatic Stress: Effects on the Brain menjelaskan, pengalaman traumatis akan mempengaruhi sistem kerja otak.
Kondisi itu terjadi, menurut Douglas, karena sistem saraf otonom dalam otak membuat pemrograman neurologis yang tidak sehat.
Tidak hanya dialami diri, pengamatan terhadap penderitaan orang lain juga bisa memicu reaksi trauma. “Melihat sesuatu terjadi pada seseorang yang dicintai juga bisa menghasilkan jenis pengalaman traumatis,” kata Stephanie Wolf, psikolog dan pendiri Maven Psychology Group dikutip dari Psycom.
Penyebab trauma
Menurut Wolf, siapa pun bisa mengalami trauma. Pengalaman yang sangat mengecewakan atau menyakitkan, seperti kehilangan orang yang dicintai, berpisah, terus-menerus mengalami diskriminasi penyebab umum seseorang mengalami trauma. Peristiwa traumatis mencakup pula pengalaman pelecehan semasa kanak-kanak.
Situasi apa pun yang membuat seseorang merasa kewalahan, terisolasi, dan tidak aman berakibat pikiran dan tubuh stres. “Jika tidak diatasi, kondisi stres bisa melemahkan dan menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk, kecanduan, dan depresi,” kata Wolf.
Efek jangka panjang yang dialami, harga diri yang rendah, pemalu, mudah marah, cemas, ketakutan berlebihan, dendam. Kondisi trauma berkepanjangan menimbulkan kebencian terhadap diri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala trauma
Trauma berrisiko efek jangka panjang terhadap kesehatan mental seseorang. Merujuk National Institute of Mental Health menegaskan, tidak semua kondisi trauma berkembang menjadi gangguan stres pascatrauma. Walaupun begitu, gejala yang timbul dari keduanya reaksi umum terhadap peristiwa traumatis.
Publikasi Helping Patients Cope With A Traumatic Event merangkum beberapa gejala umum yang mungkin dialami orang yang mengalami trauma. Gejala itu, antara lain pikiran dan ingatan terganggu, tingkat kewaspadaan tinggi, tegang dan gelisah, kerap merasa tidak aman.