Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Awas, Jangan Sembarangan Beri Antibiotik pada Anak. Ini Saran Dokter Ahli

Ilustrasi anak sakit demam. Foto: pexels.com

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hati-hati, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi, sehingga antibiotik tak lagi mampu mematikan bakteri penyebab penyakit.

Imbauan itu disampaikan oleh ahli infeksi dan penyakit tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ariesti Karmila.

Ia mengatakan, dalam 10 tahun belakangan ini, ditemukan cukup banyak penggunaan obat antibiotik yang mungkin tidak tepat atau cenderung berlebihan sehingga manfaatnya berkurang

“Bila dibiarkan, bukan hanya membahayakan pasien tapi juga masyarakat banyak. Artinya, dia bisa menimbulkan resistensi,” katanya.

Ia menjelaskan resistensi antibiotik terjadi karena saat antibiotik digunakan dengan cara yang tidak tepat. Bakteri mengubah diri untuk bisa beradaptasi dengan sekitarnya sehingga kebal antibiotik.

“Untuk itu, salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah memastikan bahwa pemakaian antibiotik ini benar-benar tepat sehingga yang kita dapatkan itu hanya manfaatnya dan bisa meminimalisir dampak negatifnya, termasuk resistensi antibiotik karena kalau misalnya semua sudah resisten, kita tidak punya senjata lagi untuk mengatasi infeksi bakteri,” tambahnya.

Ia mengatakan penggunaan antibiotik harus sesuai dengan rekomendasi dokter, mulai dari jenis hingga dosis.

Jika anak demam misalnya, Ariesti sangat tidak menyarankan orang tua langsung memberikan antibiotik tanpa berkonsultasi ke dokter. Pasalnya, perlu ada pemeriksaan terlebih dulu untuk mengetahui penyebabnya.

“Harus dilihat dulu penyebabnya apa, apakah benar-benar disebabkan oleh bakteri atau mungkin virus. Kalau virus tentu tidak ada gunanya memberikan antibiotik. Banyak penelitian kalau ini malah akan membunuh bakteri atau kuman yang baik,” katanya.

Antibiotik Alami

Mengenai penggunaan antibiotik alami seperti bawang putih, madu, dan kunyit, Ariesti mengatakan belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa efektifnya bahan-bahan tersebut.

Hal itu berkaitan dengan dosis dan jangka waktu penggunaan antibiotik yang diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit.

“Untuk bunuh bakteri itu butuh dosis dan jangka waktu yang tepat. Jadi tidak bisa dokter memberikan rekomendasi cukup makan bawang putih saja karena ada dosis yang harus dicukupi agar bakteri benar-benar mati,” ujar Ariesti.

Exit mobile version