Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kasus Guru Tampar Siswa di Boyolali Berakhir Damai, Pelaku Bayar Kompensasi Rp 2 Juta untuk Siswa Kurang Mampu

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga.

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus pemukulan murid oleh guru yang sempat viral di Boyolali, berakhir damai.

Kesepakatan damai tersebut terjadi setelah dilakukan mediasi antara pelaku (R) dengan korban (A) yang difasilitasi Polsek Sawit.

“Mediasi berakhir damai ini dilakukan di Mapolsek setempat pada Rabu (2/11/2022) sore,” kata Kapolsek Sawit, AKP Sunarto, Kamis (3/11/2022).

Namun, ada beberapa tuntutan yang diajukan oleh pihak korban, A. Tuntutan tersebut juga telah disetujui oleh kedua belah pihak dan diwujudkan dalam kesepakatan tertulis serta ditandatangani kedua belah pihak dengan materai.

Adapun poin kesepakatan damai, pertama, guru (R) diminta dipindah dari SMPN 1 Sawit. Kedua, meminta perlindungan anak di sekolah. Dimana si A minta dilindungi terkait keselamatan selama pembelajaran di SMPN 1 Sawit.

Sedangkan R diminta untuk melakukan wajib lapor ke Polsek Sawit. Wajib lapor ini dilakukan dua kali dalam seminggu selama dia masih mengajar di SMPN 1 Sawit.

“R diminta apel dua kali selama seminggu ke Polsek. Karena dia meminta untuk dimutasi. Nanti setelah di mutasi juga tidak lagi.”

Selain itu, pihak korban meminta agar R memberikan kompensasi sebesar Rp 2 juta. Uang kompensasi tersebut diminta agar diserahkan kepada siswa kurang mampu yang bersekolah di SMPN 1 Sawit.

“Hasil mediasi ini diterima kedua belah pihak. Sehingga kasus ini tidak dilanjutkan dengan jalur hukum. Karena sudah diselesaikan dengan restorative justice alias penyelesaian adil dengan perdamaian.”

Terpisah, Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto menjelaskan kronologi kejadian terkait dugaan penamparan siswa oleh guru.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (2/11/2022) di SMPN 1 Sawit. Kejadiannya di ruang kelas. Bermula ketika para siswa istirahat belajar, korban membeli es teh dalam kemasan plastik.

“Laporan sementara, anak-anak atau siswa istirahat. Lalu korban membeli es teh dalam plastik. Tidak ditali, dimasukkan ke dalam kantong tas.”

Korban kemudian membawa es teh dalam plastik itu masuk ke ruang kelasnya di kelas VIII. Es teh dimasukkan ke tasnya, lalu diletakkan di meja. Kesenggol temannya atau dipindah temannya, es teh pun tumpah.

Tumpahan itu lalu dibersihkan si anak memakai sapu.

“Malah nyiprat kemana-mana. Terus yang terjadi disitu seperti apa saya nggak ngerti, kok tiba-tiba bu guru itu marah. Hingga terjadi penamparan kepada siswa laki-laki tersebut,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, video berdurasi 27 menit itu memperlihatkan seorang guru perempuan menampar siswa viral di media sosial, yaitu di aplikasi percakapan Whatsapp. Waskita

Exit mobile version