Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Umat Hindu Bali Lakukan Dharma di Boyolali, Ini Tempat-tempat Ini yang Dikunjungi

Umat Hindu Bali tengah melakukan ritual di salah satu  petilasan di Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah tempat di Boyolali ternyata memiliki hubungan dharma dengan umat Hindu Bali.

Ini terungkap dalam kunjungan sejumlah umat Hindu Bali di sejumlah tempat wisata religi di wilayah Kabupaten Boyolali pada Sabtu (27/11/2022).

Kegiatan kunjungan tersebut dipimpin langsung Ida Pinandita Istri Nabe. Adapun acara diawali dengan mendatangi langsung Makam Sri Makurung Handayaningrat atau lebih dikenal sebagai Ki Ageng Pengging Sepuh  dengan  mengenakan pakaian adat lengkap.

Di makam yang berada di Dukuh Malangan, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono ini, rombongan melakukan pemujaan dan doa.

Kemudian, mereka datang di area pemandian di kawasan Pengging untuk menggelar upacara Tirtha Yatra, sebuah proses kunjungan ke tempat suci di daerah yang memiliki hubungan dharma dengan umat Hindu Bali.

Upacara diawali dengan Mapakeling atau meminta permisi pada penguasa setempat. Kemudian melakukan pemujaan.

Tahapan selanjutnya adalah para peserta melakukan pembersihan diri dengan cara menceburkan diri ke kolam yang disucikan yang dipimpin oleh Ida Pandita Nabe Istri.

Setelah itu mereka lalu bersembahyang dengan melakukan semedi dan brata. Dilanjutkan dengat mengambil air dari wadah-wadah yang sudah disucikan untuk dibawa ke Bali.

Umat Hindu Bali meyakini Sri Makurung Handayaningrat masih memiliki hubungan erat dengan umat Hindu Bali secara umum.

“Warga Hindu dari Bali sengaja datang sebagai upaya Tirtha Yatra, atau kunjungan keagamaan ke tempat-tempat leluhur sebagai bakti untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” kata Kusworo Rahardian, selaku pendamping kegiatan tersebut pada Minggu (27/11/2022).

Dijelaskan, selain ke petilasan Ki Ageng Pengging Sepuh, rombongan juga datang ke komplek situs Watugenuk di Kecamatan Mojosongo untuk melakukan ritual pengluyatan atau penyucian diri. Komplek Candi Watugenuk sendiri memiliki banyak petilasan dan arca-arca.

“Di antaranya Watu Gentong, Nandiswara, Dewi Durga dan lainnya. Umat Hindu Bali menyakini mereka memiliki hubungan emosional yang kuat dengan Watugenuk.”

Kusworo menambahkan, mereka menyakini wilayah tersebut dibangun nenek moyang mereka yang menetap setelah terdampar dalam perjalanan menuju Bali pada masa  kejayaan Kerajaan Majapahit.

Di lokasi tersebut dengan membawa semua kelengkapan upacara termasuk sesaji, para umat Hindu melakukan ritual pengambilan air suci dari situs Watu Gentong.

Sebelumnya, Ida Pandita Nabe Istri mengaku, kedatanganya ke Boyolali di antaranya untuk melaksanakan Tirtha Yatra atau kunjungan dalam melaksanakan dharma.

Yaitu, ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, karena ada leluhur yang menyediakan tempat-tempat suci untuk pemujaan.

“Dan itu ternyata memberikan kita energi spiritual yang luar biasa.”

Ida Pandita mengungkapkan kewajiban generasi muda untuk menjaga dan melestarikan peninggalan para leluhur.

“Untuk menentukan lokasi tempat suci ini, para leluhur melakukan dengan pertimbangan spiritual yang tinggi. Untuk itu kita wajib melestarikannya.” Waskita

Exit mobile version