BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kreasi dua siswa MIM PK Kateguhan, Kecamatan Sawit, Boyolali ini patut diacungi jempol.
Ya, mereka menciptakan robot trash bin talk atau robot sampah bicara.
Robot tersebut berupa tempat sampah ukuran 20 X 30 cm yang sudah dimodifikasi. Bagian belakang tempat sampah berwarna abu- abu ini diberi papan triplek serta dipasang empat roda dan papan kayu penopang.
Uniknya, tempat sampah tersebut bisa bicara, memberikan instruksi dan memberikan hadiah.
“Kreasi ini bakal diikutkan dalam kompetisi robotik nasional di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Rabu (23/11/2022),” ujar Attila Al Kautsar, salah satu siswa yang ikut dalam pembuatan robot tersebut.
Diungkapkan, pembuatan robot berawal persoalan sampah di sekolah. Dimana siswa malas membuang sampah di tempat sampah.
Akibatnya sampah pun berserakan. Lalu dia dan sejumlah siswa membahas persoalan tersebut dengan kepala sekolah.
“Kami sama ibu Kepala Sekolah. Lalu kita kepikiran. Kenapa tidak dikasih permen saja buat teman-teman yang buang sampah di tempat sampah,” ujarnya di sekolah, Senin (21/11/2022).
Lebih lanjut, siswa kelas V yang akrab disapa Attar ini menuturkan, dia bersama temannya, Muhhamad Sultan Yusuf Al Khaidar mulai mengembangkan robot trash bin talk atau robot sampah bicara.
Robot ini juga bisa memberikan permen pada siswa yang membuang sampah.
“Saya bersama Sultan dan guru pendamping mulai membuat konsep robot. Hingga akhirnya tercetus pembuatan robot dengan sistem sensor. Tiap kali sampah dibuang, maka robot akan memberikan hadiah permen coklat.”
Proses perakitan tidak memakan waktu lama karena mereka telah membuat grand design. Setiap peralatan yang dibutuhkan, mulai dari komponen robot, papan triplek, kabel-kabel, hingga tempat sampah mulai dicatat.
“Kami latihan dan merakit selama seminggu, dari pukul 13.00 -15.00. Ini juga masih dikembangkan lagi. Nantinya, pengen kembangkan jadi robot trash bin talk pemilah. Jadi antara sampah organik dan anorganik bisa beda tempat.”
Sultan, siswa kelas 3 yang ikut merakit robot trash bin talk menambahkan, proses pembuatan robot tidak rumit.
Mereka menggunakan arduino nano sebagai otak untuk pengendalian robot. Yakni dengan memindahkan program yang sudah dicoding ke dalam chip dalam arduino nano.
“Lalu dipasang sensor ultrasonik pada penutup tempat sampah. Tujuannya untuk membaca orang yang mau membuang sampah.”
Mereka juga menggunakan DF player untuk merekam suara google assistance. Tujuannya, memberikan petunjuk pada orang yang akan membuang sampah. Lalu, dipasangkan juga motor DC gearbox untuk menggerakkan robot dan tempat permen.
Kepala MIM PK Kateguhan, Sawit, Erma Praptiwi menyambut positif kreasi siwanya tersebut.
Bahkan, sekolah turut memberikan subsidi dan bantuan wali murid. Termasuk mendatangkan guru pembimbing di luar sekolah untuk pengembangan bakat siswa.
“Komponen pembuatan robot trash bin talk menghabiskan Rp 1,4 juta,” ujarnya.
Ditambahkan, sejak 2018 madrasahnya sudah juara dalam kompetisi robotik nasional. Ada yang juara dalam inovasi robot maupun best design.
“Kali ini, robot tersebut bakal diikutkan dalam kompetisi robotik nasional di UNY pada Rabu (23/11/2022).” Waskita