Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Cerita di Balik Penemuan Mayat Mbah Rijem. Keluarga Tolak Diotopsi

Tim kepolisian dan media saat melakukan pemeriksaan jenazah Mbah Rijem yang ditemukan tewas di bawah jembatan Terso, Kandangsapi, Jenar, Sragen, Kamis (15/12/2022) petang. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Penemuan mayat Mbah Rijem (75) di bawah Jembatan Sungai Terso, Desa Kandangsapi, Jenar, Sragen, Kamis (15/12/2022) petang menguak fakta baru.

Ternyata mayat itu diketahui pertama kali oleh para pemancing yang hendak mencari ikan di bawah jembatan.

Nenek yang diketahui berdomisili di Dukuh Winong RT 21/07, Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Sragen itu ditemukan oleh mereka saat tersangkut di sampah ranting di bawah jembatan Terso.

Korban diduga meninggal dunia dan mayatnya hanyut dari lokasi awal di Dawung sampai Kandangsapi.

Data yang dihimpun di lapangan, penemuan jenazah Mbah Rijem diketahui Kamis (15/12/2022) petang pukul 17.00 WIB.

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas Iptu Ari Pujiantoro mengungkapkan kronologi penemuan berawal ketika dua warga setempat sedang mencari ikan di lokasi kejadian.

“Saat mencari ikan, saksi curiga melihat ada benda yang tersangkut di carang atau sampah ranting bambu di bawah jembatan. Saat didekati ternyata adalah mayat wanita,” paparnya Kamis (15/12/2022).

Setelah itu, mereka langsung memberi tahu warga lain yang kemudian diteruskan melapor ke RT dan Polsek Jenar.

Tak lama berselang, tim Polsek terjun ke lokasi untuk melakukan evakuasi jenazah korban dan olah TKP.

Jenazah selanjutnya dievakuasi ke rumah duka dan dilakukan pemeriksaan luar oleh tim Puskesmas didampingi tim Inafis Polres Sragen.

“Dari hasil pemeriksaan, korban sudah meninggal dunia dengan mengalami luka lecet tangan kanan, luka benturan terbuka di kepala, luka memar diduga benturan batu di bagian mata kanan dan kiri, luka lecet di bagian dagu, luka lecet di pelipis kiri dan kanan, dan luka lecet di bawah lutut sebelah kiri,” urai Kasi Humas.

Namun tidak ditemukan tanda kekerasan maupun penganiayaan di tubuh korban. Luka memar dan lecet dipastikan akibat benturan dengan benda atau batu selama berada di aliran sungai.

“Dari keluarga korban menyatakan menolak untuk dilakukan otopsi dan sanggup membuat surat Pernyataan tidak dilakukan Otopsi. Mereka sudah menerima musibah sehingga jenazah kemudian diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan,” terangnya.

Ihwal penyebab kematian korban, diduga karena tenggelam saat berada di sungai. Jasadnya kemudian hanyut terbawa arus sungai hingga tersangkut di lokasi kejadian. Wardoyo

Exit mobile version