SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Minat generasi muda untuk menekuni profesi sinden dinilai sangat kurang.
Kondisi ini membuat jumlah pesinden terus berkurang dan jika terus dibiarkan akan berakibat Bangsa Indonesia krisis pesinden.
Berangkat dari kondisi itu, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) tergerak menggelar kompetisi untuk mencari talenta pesinden muda profesional melalui ajang Lomba Sinden Muda Nasional.
Hal ini diungkapkan Ketua I Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi), Mulyono Purwowijoyo saat membuka Final Lomba Sinden Muda Nasional ke-1 Tahun 2022, di kompleks Ndayu Park Sragen, Minggu (25/12/2022).
“Bisa dikatakan saat ini Indonesia krisis pesinden. Ketertarikan generasi muda untuk menjadi pesinden sangat kurang. Kalau hanya jadi penyanyi dangdut atau campursari mungkin lebih mudah, tapi untuk menjadi pesinden butuh ilmu dan keahlian yang lebih,” ujarnya.
Menurut Mulyono, didasari keprihatinan tersebut, pihaknya kemudian menggelar Lomba Sinden Muda tingkat nasional tahun 2022 yang kali pertama digelar.
Diinisiasi pengurus Pepadi Jawa Tengah, lomba tingkat nasional ini diharapkan bisa menghasilkan bibit muda pesinden yang akan meneruskan estafet kebudayaan Jawa yang adiluhung.
“Ke depan lomba sinden seperti ini akan kami gelar rutin, even dua tahunan. Sekaligus ini sebagai ajang menguji para pesinden baru sebelum terjun ke dunia hiburan wayang yang sesungguhnya,” jelasnya.
Terobosan Nguri-uri Budaya
Ketua Pepadi Jawa Tengah, Untung Wiyono menambahkan, selain menggelar lomba sinden muda, selama ini juga rutin digelar festival dalang setahun sekali.
Ini semua merupakan program dari Pepadi untuk terus memupuk budaya Jawa agar diminati generasi muda.
“Ada beberapa kriteria peserta lomba sinden muda, yakni usia di bawah 30 tahun dan belum terkenal di kancah nasional,” tandasnya.
Mantan Bupati Sragen dua periode ini menjelaskan, kurangnya minat generasi muda untuk menjadi pesinden ini merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan seluruh stakeholder termasuk Pepadi.
Pemerintah bersama Pepadi harus kolaborasi membuat program atau terobosan agat generasi muda menyukai dan meminati dunia wayang sebagai budaya warisan yang adiluhung.
Untung mengaku sudah memelopori terobosan untuk menarik minat generasi muda terhadap budaya Jawa dengan mendirikan sanggar budaya di Ndayu Park.
Sanggar yang didirikan sudah dilengkapi dengan perangkat gamelan dan wayang. Siapapun generasi muda bisa datang ke Ndayu Park untuk belajar dalang, sinden, atau penabuh gamelan.
“Kami mendidik secara gratis, tidak ada biaya sepeserpun bagi generasi muda yang ingin belajar. Alhamdulilah banyak yang tertarik, bahkan didominasi siswa SD yang belajar di sanggar budaya Ndayu Park,” tambahnya. Wardoyo