SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski daerah-daerah dan secara nasional pandemi Covid-19 sudah melandai dan sejumlah kelonggaran mulai dirasakan masyarakat, namun ternyata, Covid-19 di Sleman belum berakhir.
Pasalnya, menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, masih ada 68 kasus positif di wilayah Bumi Sembada itu.
Masyarakat diminta tetap waspada dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kemudian menjaga protokol kesehatan (prokes) terutama memakai masker menjelang momen pergantian tahun baru 2023.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman dr Khamidah Yuliati mengatakan, data per Senin (26/12/2022), jumlah pasien positif di Kabupaten Sleman berjumlah 68 orang.
Rinciannya, 53 dirawat di Rumah Sakit dan 15 lainnya menjalani isolasi mandiri (Isoman).
Para pasien mengalami gejala bervariasi, namun relatif lebih ringan dibanding saat kemunculan varian delta.
“Pada umumnya (gejala) sama dengan yang sebelumnya (batuk, pilek, demam). Tapi kadang ada juga yang tidak bergejala. Mungkin, karena sudah vaksin ya, tapi ada juga yang tidak pakai demam. Tidak begitu spesifik (gejalanya),” kata Yuli, Selasa (27/12/2022).
Menjelang pergantian tahun baru 2023, Yuli mengimbau masyarakat tetap waspada, karena pandemi covid-19 belum berakhir.
Jika tidak ada kebutuhan mendesak, lebih baik tidak keluar rumah.
“Monggo tetap di rumah saja sebagai tuan rumah yang baik. Agar para tamu yang datang ke Jogja atau ke Sleman nyaman. Retap prokes, terutama bermasker saat keluar rumah (apalagi) ada yang sakit flu. (Kemudian) lakukan gaya hidup sehat dengan ber-PHBS dan germas,” kata dia.
Terpisah, Direktur RSUD Sleman dr Novita Krisnaeni mengungkapkan dalam sepuluh hari terakhir, jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSUD Sleman fluktuatif di kisaran 4 sampai 1 pasien.
Bahkan, tiga hari lalu sempat kosong, tidak ada pasien Covid-19 .
Jumlah tersebut sudah sangat melandai dibanding saat kemunculan varian Delta.
Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit diikuti dengan komorbid atau penyakit penyerta.
“Karna yang dirawat di rumah sakit dengan komorbid, (maka) gejala mengikuti komorbidnya,” terang Novita.