Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Lantik 15 Kades Terpilih, Ini Pesan Bupati Boyolali

Para Kades terpilih berfoto bersama jajaran Forkopimda Boyolali usai mengikuti pelantikan oleh Bupati Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Bertempat di Ruang Merbabu, Gedung Putih, Kantor Bupati, digelar pelantikan 15 kepala desa (Kades), Jumat (30/12/2022). Pelantikan dipimpin lansung oleh Bupati M Said Hidayat.

Ke-15 kades yang dilantik tersebut adalah, Desa Tarubatang, Selo, Sabarno; Desa Ngagrong, Gladagsari, Juminten; Desa Kembangkuning, Cepogo, Yarmanto; Desa Gubug, Cepogo, Muh. Hamid; Desa Jurug, Mojosongo, Edi Nugroho; Desa Kopen, Teras, Kusnomo; Kades Temon, Simo, Triyanto; Desa Karanggatak, Klego, Sugiyono; Desa Manyaran, Karanggede, Sukron.

Lalu Kades Sendangrejo, Klego, Laksono Tri Nugroho Wisnu. Kades  Manggis, Mojosongo, Galih Hadi Saputra; Kades Salakan, Teras, Sukarman; Kades  Dukuh Banyudono, Sartono;  Kades Tegalrejo Sawit, Fahruddin, serta Kades Kedungrejo, Kemusu, Ason Mardiko.

“Harapan saya, bagi kades terpilih segera bekerja. Bagi incumbent tinggal meneruskan apa yang sudah dilakukan ditahun sebelumnya. Untuk kades baru untuk mentaati perundangan desa dan segera menyesuaikan apa yang menjadi tanggungjawabnya,” pesan Bupati.

Bupati juga meminta agar para kades membantu penyusunan data program monitoring center of development (MCD). Data tersebut akan menjadi landasan untuk intervensi sasaran, maupun bantuan yang dibutuhkan masyarakat.

“Sehingga ketepatan sasaran intervensi bisa dilakukan dengan by name by address.”

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Yulius Bagus Triyanto, ke-15 kades yang dilantik tersebut hasil pilkades 7 Desember lalu. Termasuk kades terpilih Desa Sendangrejo, Klego yang menggelar pilkades susulan pada 27 Desember.

“Semua kades di 15 desa itu habis masa jabatannya pada 29 Desember. Jadi mulai 30 Desember ini seharusnya sudah melaksanakan tugas. Secara makro perencanaan, ini kan desa-desa sudah menyusun APBDes murni 2023.”

Terkait evaluasi dalam pilkades e-votting, pihaknya mengakui banyak ditemukam human error. Seperti, panitia Pilkades yang tidak berkoordinasi dengan tim teknis. Setiap pemilih akan mendapat satu smart card untuk satu kali mencoblos.

“Terkadang, printer belum siap, namun, sudah ditimpa lagi.”

Padahal, secara teknis kalau belum keluar sebelum menyoblos itu, langsung menghubungi tim teknis. Kadang mengambil keputusan sendiri, sehingga ada beberapa desa yang harus membuat berita acara terkait hal tersebut.

“Bahwa si A ini dapat smart card beberapa kali. Ini kan agar tidak muncul kelebihan suara dari undangan yang hadir.” Waskita

Exit mobile version