YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat DIY dan sekitarnya beberapa hari belakangan ini mengeluhkan cuaca terik, panas dan gerak yang terasa membakar permukaan kulit.
Apakah hal itu hanya kebetulan, ataukah menunjukkan fenomena alam?
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan terkait fenomena tersebut.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, Etik Setyaningrum mengatakan, dari hasil pengamatan dan analisa cuaca di stasiun klimatologi terlihat dalam beberapa hari terakhir rata-rata kelembaban udara minimum di DIY mencapai 61-75 persen.
Adapun suhu udara maksimum pada siang hari mencapai 32 Celcius.
Demikian pula suhu minimum atau malam hari yang mencapai 23 Celcius. Kondisi ini menyebabkan cuaca terasa panas.
Selain itu, pola angin di wilayah DIY dalam beberapa hari ini juga tidak mendukung untuk terjadinya pembentukan awan awan hujan.
“Akibat kondisi dinamika atmosfer dan laut di atas, maka wilayah DIY dalam beberapa hari ini dirasakan cuaca sangat panas, gerah, dan cerah berawan,” kata Etik, Kamis (22/12/2022).
Meskipun demikian, kondisi iklim di DIY secara umum masih memasuki musim hujan.
Hujan ringan masih berpotensi terjadi di wilayah bagian utara DIY.
Adapun kondisi cerah berawan ini diprediksi masih akan terjadi dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Masyarakat tetap diminta untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorolog di musim penghujan ini.
Terlebih curah hujan diprediksi mengalami peningkatan menjelang akhir tahun.
“Di dasarian tiga bulan Desember 2022 jumlah curah hujan diprediksi cukup tinggi berkisar diatas 100 mm/dasarian. Oleh sebab itu diimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap dampak musim hujan yang bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, petir, dan sebagainya,” katanya.