Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Antisipasi LSD, Boyolali Skrining Semua Sapi yang Akan Masuk ke Pasar

Tersangka pengedar sabu yang ditangkap polisi di salah satu rumah di Jalan Kapuk Muara RT 001/01 Kapuk Muara, Penjaringan Jakarta Utara, Jumat, 16 Februari 2018 / tempo.co

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Lalu lintas ternak di pasar hewan diperketat. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran penyakit Lumpy Skin Desease (LSD) pada ternak sapi.

Seperti terlihat di Pasar Hewan Jelok, Kecamatan Cepogo, Senin (16/1/2023). Pada hari pasaran pahing tersebut, belasan sekor sapi diminta putar balik lantaran menunjukan gejala LSD. Sebelumnya, sapi dengan gejala LSD juga mendapatkan vaksin dan pengobatan.

Pemeriksaan dilakukan secara berlapis. Mulai dari penyemprotan disinfektan dan pengecekan gejala klinis. Hingga pukul 10.00, ditemukan sekitar 18 sapi dengan gejala LSD. Sapi-sapi tersebut berasal dari lokal Boyolali.

Sapi itu terlihat menunjukkan gejala umum berupa benjol-benjol di tubuhnya. Bahkan ada benjolan yang sudah pecah dan menghitam. “Petugas Disnakan segera mengambil tindakan dengan melakukan vaksinasi LSD. Setelahnya, sapi-sapi tersebut diminta untuk putar balik,” ujar Plt Kepala Disdagperin Boyolali, Arief Gunarto disela pemeriksaan.

Dijelaskan, pengecekan kesehatan berlapis dilakukan untuk mengurangi paparan LSD di pasar hewan. Pengecekan terus dilakukan dilima pasar hewan di Boyolali. Selain Pasar Hewan Jelok; juga Pasar Hewan Ampel; Pasar Hewan Karanggede; Pasar Hewan Nogosari dan Pasar Hewan Simo.

“Kami bekerjasama dengan Disnakan, Satpol PP, pemerintah kecamatan dan desa serta PMI. Setiap sapi dicek terlebih dahulu sebelum masuk pasar” kata Arief.

Dijelaskan, seluruh sapi yang masuk pasar dicek secara klinis oleh Disnakan. Juga disiapkan alat semprot.

“Penyemprotan ini bertujuan agar lalat yang membawa virus LSD mati dan tidak menghinggapi sapi di pasar. Karena perantara penyakit ini dari lalat dan caplak” lanjutnya.

Dia memastikan sapi yang masuk pasar bersih alias bebas LSD. Menilik seluruh pasar hewan sudah dibuka bebas. Baik pasar lokal maupun luar Boyolali. Namun, dipastikan ada skrining ketat dan penyemprotan disinfektan.

“Hanya pasar lebih sepi, meski yang berkurang pembelinya, karena ada trauma PMK. Kita terus sosialisasi bahwa LSD tidak separah PMK” ujarnya

Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menambahkan, pengetatan pasar hewan dilakukan agar kasus saat PMK tak terulang. Saat itu pasar hewan ditutup cukup lama sehingga merugikan semua pihak terkait.

“Jadi, antisipasi dilakukan di pasar agar penyebaran penyakit LSD terkendali” kata Lusia.

Pihaknya mengaku sudah menerima 580 laporan LSD. Diantaranya, 32 dinyatakan positif LSD berdasarkan hasil laboratoriun. Sisanya, gejala klinis yang mengarah LSD. Kemudian yang sudah sembuh 20 ekor. Saat ini, Disnakan terus membuka hotline aduan untuk PMK dan LSD.

“Vaksin, 3.700 sudah terdistribusi. Kita sudah minta lagi ke provinsi, tapi belum turun. Begitu turun, segera vaksinasi secepatnya” tutupnya. Waskita

Exit mobile version