Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Gunung Ijen Menggeliat, Status Waspada, Warga Dilarang Mendekat

Ilustrasi Gunung Ijen / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Aktivitas Gunung Ijen di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan dari hari-hari sebelumnya, dari kondisi normal hingga memasuki legel 2 atau waspada.

Dengan status Waspada tersebut, Badan Geologi merekomendasikan agar warga tidak mendekat dalam radius 1,5 kilometer dari bibir kawah.

Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait juga diminta waspada terhadap potensi aliran gas vulkanik yang berbahaya.

“Terhitung sejak tanggal 7 Januari 2023 pukul 14.00 WIB dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” demikian keterangan Badan Geologi, Sabtu (7/1/2023).

Masyarakat diingatkan, jika tercium bau gas sulfur/belerang yang menyengat/pekat, maka masyarakat harus menggunakan masker penutup alat pernapasan.

“Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut),” ujar Badan Geologi.

Badan Geologi menaikkan status aktivitas Gunung Ijen berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental. Sejak Juli 2022, misalnya, teramati peningkatan kejadian gempa embusan dan gempa vulkanik dangkal yang menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada kedalaman dangkal sebagai akibat dari aktivitas hidrothermal gunung tersebut.

“Peningkatan tekanan tersebut menyebabkan meningkatnya kejadian embusan di Gunung Ijen,” ujar Badan Geologi.

Tanda lain meningkatnya akvitas di Kawah Ijen ditunjukkan dengan perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihan.

Perubahan warna tersebut diakibatkan naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan akibat tekanan gas yang kuat dari dasar danau.

Suhu air Kawah Ijen juga ikut meningkat seiring dengan naiknya tekanan atau konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau.

Biasanya disertai dengan munculnya gelembung-gelembung gas di permukaan air kawah. Hasil pengukuran suhu air danau di Kawah Ijen juga meningkat, dengan membandingkan hasil pengukuran pada 5 Januari 2023 dan pengukuran pada bulan Desember 2022.

“Pada tanggal 5 Januari 2023 pemeriksaan kawah menunjukkan suhu air danau kawah meningkat menjadi 45.6C. Warna air danau kawah hijau muda. Asap solfatara putih tebal tekanan lemah sampai sedang. Bau gas belerang tercium kuat,” ujar Badan Geologi.

 

Badan Geologi memperingatkan potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dengan naiknya aktivitas Gunung Ijen, di antaranya gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatara di dinding Kawah Ijen serta difusi gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan.

Potensi bahaya lainnya adalah erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. “Erupsi freatik terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas, baik visual maupun kegempaan,” ujar Badan Geologi.

Badan Geologi mencatat beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti dengan kejadian outburst gas atau semburan gas dari danau kawah. Gas yang menyembur terutama CO2.

Gas tersebut memiliki berat jenis yang lebih berat dari udara sehingga cenderung mengalir menyusuri lembah, seperti yang sempat terjadi pada Maret 2018.

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ijen sejak tahun 1900 terjadi berupa letusan freatik yang bersumber dari danau kawah. Erupsi freatik pada tahun 1993 menghasilkan kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian 1 kilometer. Tahun 2017 dan 2018, masing-masing sempat terjadi tiga kali semburan gas CO2.

Semburan gas yang cukup besar terjadi pada 10 Januari 2018, 19 Februari 2018, serta 21 Maret 2018. Saat itu terjadi aliran gas CO2 menyusuri lembah Sungai Banyu Pait hingga mencapai jarak 7 kilometer.

Exit mobile version