BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Modifikasi cuaca dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) guna mengantisipasi cuaca ekstrem di Jateng. Langkah itu dilakukan melalui operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Pengendalian dilakukan dengan menebar 10 ton NaCL alias garam dengan pesawat terbang melalui Bandara Adi Soemarmo, Jumat (24/2/2023).
Menurut Koordinator Lapangan Tim TMC BRIN, M Djazim Syaifullah, pelaksanaan operasi TMC dilakukan 23 Fabruari – 1 Maret mendatang. Pihaknya bersama BNPB dan BPBD Jateng kerjasama untuk mengantisipasi hujan ekstrem di Jateng.
Sebelumnya operasi TMC menyebar garam di Jabar, Jateng dan Jatim pada Januari lalu. Kali ini fokus di wilayah Jateng.
“TRC BRIN bukan menghilangkan atau meniadakan hujan besar. Tapi minimal akan mengurangi dampaknya melalui teknologi yang kita punya,” katanya.
Yaitu, mencoba untuk menghujankan dulu awan-awan yang akan menjadi target. “Kita tentukan dulu, mana-mana yang berpotensi hujan menyebabkan banjir,” lanjutnya.
Diungkapkan garam-garam tersebut akan ditebar pada awan cumulus atau awan berbentuk kol. Tujuannya agar mencegah awan culumus tak berkembang menjadi comulunimbus. Karena awan jenis ini menyebabkan badai besar dan petir. Sedangkan titik yang dipilih berdasarkan penginputan, baik dari BNPB, BPBD, maupun bantuan TNI AU.
“Dari pantauan radar tadi, ada beberapa pertumbuhan awan di daerah pantura. Utamanya, daerah Tegal, sampai Pemalang, Kudus. Tapi ada juga pertumbuhan awan dari arah barat laut, dan kita akan coba melakukan penyemaian. Sehingga tidak bertambah masuk awan-awan itu. Kalau hujan terjadi di laut kan gak berdampak banjir. Kalau di darat, beda lagi,” tegasnya.
Dicontohkan di daerah Pantura hujan di laut. Sehingga hujan yang terjadi tidak sampai membuat banjir. Adapun penebaran garam menggunakan pesawat Casa 212 dengan nomor seri 2104.Sekali tebar, BRIN akan menabur 800 kilogram NaCL.
Penyemaian akan dilakukan pada hasil analisis setiap hari. Misalnya, potensi pertumbuhan awan terjadi di daerah X. Maka fokus penanganan di daerah itu, tanpa mengurangi daerah lainnya. Titik penyemaian bisa berubah-ubah tergantung hasil analisa tiap waktunya.
Namun, scopenya masih wilayah Jateng. Terutama daerah pesisir pantai dan wilayah yang sudah terjadi banjir, temasuk Solo Raya.
Ditambahkan, garam yang ditebarkan dijamin aman untuk lingkungan. Karena yang dipakai sifat fisis yang menyerap air. Maka potensi awan yang terbentuk, yang seharusnya menjadi butiran-butiran uap air berubah menjadi butiran air.
“Dengan begitu, pertumbuhan awan, intensitas hujan dan volume airnya lebih banyak. Namun, dinilai lebih aman pada lingkungan daripada hujan ekstrem.” Waskita