JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Resmi menjadi seorang ibu setelah melahirkan bayi mungil bernama Issa Xander Djokosoetono, pola asuh artis terkenal Nikita Willy tak luput dari sorotan publik.
Beragam komentar muncul terkait Nikita Willy yang melakukan metode sleep training pada buah hatinya. Apa itu sleep training?
Mengutip laman Sleep Foundation, sleep training atau latihan tidur adalah latihan untuk bayi agar ia nyaman tidur sendiri selama beberapa jam sepanjang malam.
Latihan ini juga membuat bayi mempunyai tidur yang berkualitas. Bayi juga bisa belajar untuk menenangkan diri dan tertidur kembali saat terbangun tengah malam.
Dengan latihan ini, bayi diharapkan bisa tidur selama 9-12 jam setiap malam. Cara ini juga membuat bayi akan merasa lebih baik di pagi hari, begitu pula dengan orang tua. Hal ini disebut dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan.
Nikita bersama suaminya, Indra Priawan, sepakat untuk menerapkan sleep training pada bayinya agar Issa dapat tidur dengan lebih berkualitas dan lebih leluasa, serta lebih terbiasa sampai besar nanti.
Sampai saat ini, Baby Izz, sapaan anak Nikita, sudah bisa tidur sendiri sejak usianya masih empat bulan.
Sleep training yang dilakukan Nikita Willy sangat baik dilakukan karena sekaligus mengajarkan bayi agar tidak rewel. Namun, tentunya penerapaan metode ini tidak bisa sembarangan dilakukan.
Dikutip dari Tempo.co, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan bagi orang tua yang berniat akan menjalami proses sleep training pada anaknya seperti yang dilakukan oleh Nikita Willy. Berikut adalah kunci untuk melatih bayi agar bisa tidur dengan tenang.
- Persiapan secara emosional
Para ahli mengungkapkan bahwa pendekatan yang paling efektif untuk latihan tidur membutuhkan sedikit kerewelan atau tangisan dari bayi. Hal ini wajib diperhatikan oleh pengasuh atau orang tua bayi. Mereka harus terlebih dahulu menyepakati parameter seperti tidak terburu-buru menggendong bayi segera setelah bayi mulai menangis.
- Ingat bahwa latihan tidur bukanlah perkembangan linier
Penting untuk dipahami bahwa pola tidur biasa saja berubah, dan itu adalah hal yang normal terjadi. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Erin Leichman, seorang psikolog peneliti senior di St. Joseph’s University di Philadelphia yang juga direktur eksekutif Dewan Tidur Pediatrik.
“Pola tidur selalu berubah dan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti perubahan jadwal, tonggak perkembangan yang khas, atau sesuatu seperti merasa sakit atau masuk angin,” jelas Erin.
- Mulailah pada usia yang tepat
Dikutip dari WebMD, sleep tidur untuk bayi biasanya dapat dimulai sekitar usia 4-6 bulan. Meski demikian, kebanyakan ahli setuju bahwa 6 bulan adalah usia yang baik untuk memulai latihan tidur.
Namun, beberapa orang ada yang memulai sleep training pada usia 9 bulan karena bayi pada usia ini tidak perlu lagi makan di malam hari dan siap untuk tidur selama itu. Pada dasarnya, sleep training tentunya bisa dimulai setelah bayi siap, tetapi orang tua juga perlu mempersiapkan diri.
- Kembangkan rutinitas sebelum tidur
Rutinitas waktu tidur sangat penting untuk bayi karena mereka belum mengetahui perbedaan antara siang dan malam. Rutinitas waktu tidur menciptakan transisi yang baik antara siang dan malam. Maka dari itu, orang tua hendaknya terus mengikuti langkah dan urutan yang sama setiap malam untuk membantu sang anak memahami bahwa sudah waktunya untuk tidur.
- Pilihlah metode sleep training yang tepat
Studi menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif dari sleep training, bahkan hingga bertahun-tahun setelahnya. Maka dari itu, pemilihan metode yang paling cocok untuk orang tua dan bayi harus dilakukan dengan tepat dan sesuai sehingga latihan tidur dapat optimal dan berhasil dengan baik.
Ada beberapa metode latihan tidur yang bisa diterapkan, di antaranya ialah metode “cry it out”, metode ferber, metode chair, metode “tanpa air mata”, dan metode “cek dan konsol”. Orang tua bisa memilih metode manapun yang cocok dan bisa diterapkan.
- Coba satu metode pada satu waktu
Jika ingin menggunakan metode “cry it out”, maka pertahankan setidaknya selama 7-10 hari berturut-turut. Jangan langsung beralih ke metode lain jika tidak berhasil setelah satu atau dua malam. Apabila sekiranya metode harus diubah karena tidak sesuai, maka coba berikan jeda istirahat selama dua minggu sebelum mencoba metode lain, sehingga bayi dan orang tua dapat mengatur ulang latihan tidur yang sekiranya baik dan cocok untuk diterapkan pada sang buah hati.
- Konsisten
Sleep training dapat berlangsung mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu hingga akhirnya berhasil. Rutinitas waktu tidur yang padat adalah kunci untuk memberi tahu sang bayi bahwa waktu tersebut adalah malam hari.
Jika buah hati merasa kesal saat dibawa ke kamar tidurnya, cobalah untuk melakukan beberapa aktivitas positif di sana sepanjang hari. Jangan berkecil hati jika Anda tidak segera melihat hasilnya, karena metode sleep training ini memang membutuhkan waktu.
Wahyu Fajar Lestari