Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Fenomena Childfree Jadi Topik Perbincangan, Wapres Ma’ruf Amin Angkat Bicara

Ma'ruf Amin / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Baru-baru ini, fenomena childfree tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet.

Topik ini mencuat setelah seorang influencer, Gita Savitri Devi, secara terbuka mengumumkan keputusannya untuk tidak memiliki anak alias childfree.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa fenomena childfree adalah sebuah gaya hidup yang didasarkan pada keputusan seseorang atau pasangan untuk tidak mempunyai anak atau tidak mempunyai keturunan, baik anak kandung atau dengan jalan mengadopsi anak.

Atas viralnya fenomena tersebut, Wakil Presiden, Ma’ruf Amin pun turut angkat bicara.

Ia mengungkapkan bahwa esensi pernikahan adalah memiliki keturunan, sehingga manusia bisa berkembang biak dan juga mengelola bumi.

“Pernikahan dimaksudkan untuk mengembangbiakkan manusia. Melalui pernikahan agar manusia berkembang dan terus bisa mengelola bumi sampai kiamat,” ujar Ma’ruf Amin dikutip dari Youtube Sekretariat Wapres, Jumat (20/02/2023)

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menambahkan, bahwa konsep gaya hidup childfree tersebut juga bertolak belakang dengan salah satu program pemerintah yaitu untuk menekan angka stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang cenderung diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Adapun, salah satu fungsi pernikahan dilaksanakan adalah untuk memiliki keturunan yang akan menjadi generasi penerus negeri, terutama untuk menyambut bonus demografi di masa yang akan datang.

“Bahkan, dalam program penanggulangan stunting tidak ada program dengan tidak punya anak. Tentu apa namanya itu, childfree? Ya, jadi itu tidak ada. Karena pernikahan itu kan memang dimaksudkan untuk mengembangkan manusia agar bisa mengelola bumi ini sampai ke batas waktu terakhirnya sampai kiamat,” tutur Wakil Presiden, Ma’ruf Amin.

Meskipun demikian, childfree memang merupakan wujud adanya kebebasan untuk memilih jalan kehidupan. Akan tetapi, istilah ini seringkali disamakan dengan childness, padahal keduanya mempunyai perbedaan.

Dikutip dari Tempo.co, childness merujuk pada istilah untuk menjelaskan seseorang yang ingin memiliki anak tetapi tidak bisa karena beberapa faktor, seperti orang yang berjuang karena kemandulan atau mereka yang telah menyelesaikan ketidaksuburannya untuk tidak memiliki anak.

Lebih lanjut, beberapa perempuan memilih untuk childfree dengan beberapa alasan dengan pertimbangan yang matang. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pihak yang bersangkutan.

Contoh pertimbangan perempuan yang memilih untuk childfree adalah persoalan fasilitas layak untuk anak, persoalan finansial, pekerjaan yang mengharuskan pindah lokasi, lingkungan yang tidak mendukung, dan lain sebagainya.

Walaupun demikian, fenomena childfree ini belum terlalu mengkhawatirkan di Indonesia, bahkan bisa dikatakan masih menjadi hal yang asing bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) karena hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 menunjukkan angka kelahiran total Indonesia masih berada pada angka 2,18 poin. Wahyu Fajar Lestari

Exit mobile version